Mei 22, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Warga Serbia Bosnia mengorganisir protes untuk mendukung pemimpin separatis mereka

Warga Serbia Bosnia mengorganisir protes untuk mendukung pemimpin separatis mereka

SARAJEVO, Bosnia-Herzegovina (AP) — Ratusan warga Serbia Bosnia mengibarkan bendera Serbia dan Rusia serta spanduk Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat saat mereka melancarkan protes untuk mendukung pemimpin separatis mereka yang menginginkan persatuan dengan negara tetangga Serbia.

Protes tersebut diadakan di perbatasan internal Bosnia yang tidak bertanda yang memisahkan negara itu menjadi dua entitas – Republika Srpska dan Federasi Bosnia-Kroasia – sebagaimana diatur dalam perjanjian perdamaian yang ditengahi AS yang mengakhiri perang negara tersebut pada tahun 1992-1995.

Para demonstran Serbia meneriakkan slogan-slogan menentang Bosnia menjadi satu negara. Mereka sempat mengganggu lalu lintas antara kedua entitas tersebut, namun tidak ada insiden besar yang dilaporkan.

“Kami selalu berada di pihak pemenang,” kata Ljubisa Kosic, seorang pejabat Serbia Bosnia. “Kami selalu berpihak pada kebebasan. Jadi hubungan kami dengan Federasi Rusia dan rakyat Rusia sangat baik.”

Presiden Serbia Bosnia Milorad Dodik, yang memiliki hubungan dekat dengan Putin, secara terbuka berupaya memisahkan wilayah Serbia Bosnia dari seluruh Bosnia dan mencaploknya ke negara tetangga Serbia. Oleh karena itu, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadapnya pada tahun 2017.

Ada kekhawatiran yang meluas bahwa Serbia, sekutu Rusia, akan mengobarkan ketegangan di Balkan untuk mengalihkan setidaknya sebagian perhatian dunia dari perang di Ukraina.

Jaksa Bosnia kini mengajukan tuntutan terhadap Dodik atas tindakan separatisnya dan menentang keputusan pejabat internasional yang mengawasi perdamaian di negara tersebut.

Dia bisa menghadapi hukuman lima tahun penjara jika dia dijatuhi hukuman oleh pengadilan Bosnia atas tuduhan tersebut.

READ  Pasukan keamanan Iran sempat menahan ayah Mahsa Amini setahun setelah kematiannya