Jakarta. Pada tahun 2018, perusahaan minuman berkarbonasi yang berbasis di Atlanta, Coca-Cola, merilis visi “Dunia Bebas Limbah”. Sesuai dengan namanya, ini adalah tujuan daur ulang jangka panjang yang dicapai oleh operasi Coca-Cola di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sampah dengan World Vision bertujuan untuk mengumpulkan dan mendaur ulang setiap botol plastik atau kaleng yang dijual Coca-Cola pada tahun 2030.
Perusahaan berjanji untuk menggunakan rata-rata 50 persen konten daur ulang dalam kemasannya di tahun yang sama dan membuat kemasan produk 100% dapat didaur ulang pada tahun 2025. Tapi apa rencana Coca-Cola Indonesia untuk mengubah “dunia bebas sampah” ini? Benar-benar visi? Satu negara khususnya masih berjuang untuk mengelola sampahnya.
Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahun, di mana 61 persen tidak dikumpulkan, menurut data dari Koalisi Aksi Plastik Nasional (NPAP). Sekitar 620.000 ton sampah plastik bocor ke laut, danau, dan sungai.
“Infrastruktur daur ulang di Indonesia masih belum memadai. Indonesia hanya mengenakan biaya 39 persen [of its plastic waste]. Sekitar 7 persen dari plastik yang dikumpulkan oleh sektor informal dinilai terlalu tinggi [recycling] Bahan-bahan. Di sinilah perusahaan seperti kami dapat berperan dalam meningkatkan pengumpulan sampah,” kata Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo dalam wawancara dengan Jakarta Globe, Senin (21/2/2022). .
“Melalui tiga pilar lengkap [Design, Collect & Partner] Dalam pandangan kami, mengingat komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik laut hingga 70 persen, kami percaya bahwa apa yang kami lakukan sejalan dengan tujuan pemerintah. [by 2025]. Ada juga komitmen nasional untuk 70 persen pengelolaan sampah [by 2025]. Pemerintah juga mengharapkan produsen mengurangi sampah hingga 30 persen pada 2029,” tambahnya.
Menurut Tryono, Coca-Cola Indonesia akan mulai mengintensifkan upaya pengumpulan sampah kemasan pada tahun 2020. Antara lain, membentuk Organisasi Pemulihan Kemasan Nonprofit Indonesia (IPRO), bersama dengan lima perusahaan lain yang berpikiran sama yang merupakan anggota industri pengemasan dan daur ulang. Asosiasi Indonesia untuk Ekologi Berkelanjutan (PRAISE).
“Coca-Cola Indonesia juga bekerja sama dengan startup dan komunitas untuk meningkatkan lingkungan pengumpulan melalui inisiatif Plastic Reborn. Dengan program Plastic Reborn terbaru kami, kami melengkapinya [informal sector including garbage pickers] Meningkatkan tingkat pengumpulan bahan daur ulang dengan teknologi digital dan meningkatkan mata pencaharian mereka, ”kata Triyono.
“Pengumpul sampah berada di garda terdepan dalam pengelolaan sampah plastik di Indonesia, namun kali ini mereka agak dilupakan. Makanya kami berusaha meningkatkan kesadaran.
Inisiatif lainnya adalah kampanye #RecycleMe yang berpusat pada pelanggan selama tiga bulan yang diluncurkan Oktober lalu, di mana botol minuman Coca-Cola Indonesia diberi label dengan slogan “Daur Ulang”. Label ini ada untuk mendorong pelanggan mendaur ulang botol PET mereka segera setelah mereka menikmati minuman mereka.
Semua upaya ini akan membawa tingkat pengumpulan Coca-Cola Indonesia pada tahun 2021 menjadi 20 persen, setara dengan botol plastik yang dipasarkan perusahaan, menurut Tryono.
“Ini menandai tonggak sejarah yang signifikan. Tentu saja, kami akan terus meningkat [plastic packaging collection rate] Menuju target 100 persen pada 2030 setiap tahun. Kami berharap target ini bisa tercapai lebih cepat dari 2030,” kata Tryono.
Pada tahun 2022, Coca-Cola Indonesia akan mendorong solusi industri seperti IPRO dan bermitra dengan sektor informal antara lain.
IPRO saat ini fokus di Bali, Lombok dan Jawa Timur. Baru-baru ini diperluas ke Jawa Barat tahun lalu,” kata Triono kepada Globe.
“Kami akan mendorong IPRO untuk berekspansi ke bagian lain tanah air, sambil menjajaki berbagai model kemitraan dengan pelaku industri daur ulang dan sektor pengumpulan formal dan informal,” tambahnya.
Ketika ditanya apakah perusahaan akan meluncurkan kampanye seperti #RecycleMe tahun ini, Triyono mengatakan itu tergantung pada peringkat program. Menurut Tryono, Coca-Cola Indonesia berusaha mencari cara untuk terhubung langsung dengan konsumen dan memudahkan mereka untuk berkontribusi meningkatkan tingkat pengumpulan sampah.
Dalam wawancaranya, Tryono mengungkapkan bahwa saat ini banyak fasilitas daur ulang di Indonesia yang dapat menghasilkan standar kualitas pangan daur ulang polyethylene terephthalate (rPET).
“Mitra Botol kami adalah Mitra Europacific Coca-Cola [CCEP] Indonesia berinvestasi dalam pembuatan fasilitas daur ulang berkualitas makanan untuk PET daur ulang (rPET), yang diharapkan dapat beroperasi tahun ini, ”kata Tryono sambil menjelaskan rencananya untuk target konten daur ulang.
“Insya Allah kami akan memperkenalkan 100 persen botol PET daur ulang untuk pertama kalinya di Indonesia. Kami belum merilis tanggal pastinya pada tahun ini, tetapi kemungkinan besar kami akan meluncurkannya pada kuartal ketiga atau keempat,” tambahnya.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia