Indonesia merupakan rumah bagi umat Islam yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan negara lain, namun jumlah umat Kristen di Indonesia juga sangat besar. Pluralisme agama di negara ini kembali menjadi sorotan setelah terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden baru-baru ini. Prabowo sebelumnya mendapat dukungan dari kelompok Muslim yang konservatif secara agama.
Menjelang dimulainya era Prabowo, berikut lima fakta tentang Muslim dan Kristen di Indonesia, berdasarkan statistik pemerintah Indonesia, studi terbaru Pew Research Center, dan sumber lainnya.
Indonesia adalah 87% Muslim dan 11% Kristen. Sekitar 242 juta Muslim dan 29 juta Kristen tinggal di Indonesia, menurut data yang dirilis oleh organisasi tersebut. Kementerian Agama Pada tahun 2022. Masyarakat Indonesia lainnya sering mengidentifikasi diri mereka sebagai Hindu, Budha, atau Konghucu.
Umat Kristen di Indonesia tersebar dan menjadi mayoritas di banyak provinsi yang berpenduduk jarang di negara ini. Misalnya, enam provinsi di pulau Papua di timur jauh Indonesia mempunyai populasi 2% dari total penduduk negara tersebut, namun 15% dari populasi umat Kristen di negara tersebut. Meskipun umat Kristen merupakan jumlah penduduk yang relatif kecil di Indonesia, namun jumlah mereka cukup besar dalam jumlah pejabat terpilih. Sekitar 15% perwakilan Dewan Perwakilan RakyatDisebut DPR, menurut Kristiani Detail Resmi Pemerintah Mulai tahun 2023 dan seterusnya.
Muslim dan Kristen di Indonesia tidak sepakat mengenai pentingnya Islam bagi identitas Indonesia. Mayoritas Muslim (86%) di Asia Selatan dan Tenggara mengatakan menjadi Muslim sangat penting untuk menjadi orang Indonesia sejati, menurut survei kami pada tahun 2022. Sebaliknya, 21% umat Kristen mengatakan bahwa menjadi Muslim berarti menjadi orang Indonesia sejati. Hampir dua pertiga (64%) umat Islam mendukung syariah sebagai hukum resmi negara tersebut. (Untuk informasi lebih lanjut tentang agama dan identitas nasional di seluruh dunia, baca “Bahasa dan tradisi yang dianggap penting bagi identitas nasional”.)
Baik Muslim maupun Kristen menganggap perbedaan agama lebih menguntungkan daripada merugikan. Sangat sedikit anggota suatu kelompok agama (masing-masing 6%) yang mengatakan bahwa Indonesia terdiri dari campuran berbagai agama, ras, dan budaya. lebih buruk Tempat tinggal. Namun umat Kristen lebih cenderung mengatakan bahwa keberagaman menjadikan negara ini lebih baik dibandingkan umat Islam (67% vs. 49%). Sebagian besar umat Islam (43%) mengatakan tidak ada perbedaan dalam keragaman agama, etnis dan budaya.
Demikian pula, mayoritas umat Kristen (84%) mengatakan mereka bersedia menerima umat Hindu sebagai tetangga mereka, dibandingkan dengan dua pertiga umat Islam.
Masyarakat Indonesia yang menganut kedua agama tersebut sangat mendukung bentuk pemerintahan demokratis. Dalam survei kami pada tahun 2022, kami meminta masyarakat Indonesia untuk memilih “bentuk pemerintahan demokratis” atau “pemimpin yang kuat” sebagai pilihan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan negara mereka. Di antara umat Islam dan Kristen, 85% lebih memilih pemerintahan yang demokratis. Mayoritas Muslim (76%) dan Kristen (71%) percaya bahwa masyarakat harus bisa mengkritik pemerintah secara terbuka jika mereka tidak setuju dengan tindakan pemerintah.
Indonesia secara resmi mendukung kebebasan beragama – namun mengaturnya dengan ketat. Konstitusi negara ini menjamin hak masyarakat Indonesia untuk memilih agama mereka sendiri dan kebebasan untuk beribadah sesuai dengan keyakinan mereka sendiri. Pada saat yang sama, konstitusi dan filsafat negara “Panjasila” Untuk menginspirasi kepercayaan diri “Dalam satu Tuhan.” Setiap orang dewasa Indonesia wajib mencantumkan agama pada kartu tanda penduduknya. “Tidak beragama” bukanlah pilihan yang tersedia. Masyarakat Indonesia mengosongkan kolom tersebut atau memilih agama selain enam agama yang terdaftar di Indonesia. UU Pencemaran Nama Baik (Muslim, Protestan, Katolik, Budha, Hindu atau Konghucu) Kesulitan mengakses layanan pemerintah dan keuangan.
Menurut pemberitaan, ada pemerintah daerah di Indonesia Konstruksi dihentikan Atau diperintahkan untuk menghancurkan Rumah ibadah bagi agama minoritas, dan a Keputusan Mahkamah Agung baru-baru ini Mereka menyerukan pengadilan yang lebih rendah untuk mematuhi undang-undang tahun 1974 yang melarang pernikahan campuran. Selain itu, Indonesia juga telah menerapkan undang-undang anti-penodaan agama terhadap warga negaranya Mantan Gubernur Jakarta.
Laporan terbaru dari Pew Research Center, yang melacak pembatasan agama di seluruh dunia, menempatkan Indonesia dalam kategori “tertinggi” dalam hal pembatasan agama oleh pemerintah.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia