Dua bulan setelah invasi ke Ukraina, seorang komandan militer Rusia pada hari Jumat mengindikasikan bahwa Moskow bertujuan untuk membuat koridor melalui Ukraina selatan ke Transnistria, Sebuah republik yang memisahkan diri di Moldova timur.
“Pengendalian Ukraina selatan adalah jalan keluar lain ke Transnistria, di mana ada juga fakta tentang penganiayaan terhadap penduduk berbahasa Rusia,” kata Rustam Minnikaev, penjabat komandan Distrik Militer Pusat Rusia. Menurut kantor berita Rusia, Interfax.
Tidak jelas apakah pernyataan Minkayev mencerminkan posisi resmi Kremlin. Komentar itu mengejutkan beberapa analis, karena pada minggu-minggu awal perang, Rusia mencoba dan gagal untuk maju ke barat daya Ukraina – daerah yang perlu diamankan untuk mencapai perbatasan dengan Transnistria.
Namun, ini telah memicu perdebatan global tentang kantong yang memisahkan diri dan menghadirkan tantangan langsung terbesar Moldova hingga saat ini. Moldova memanggil duta besar Rusia pada hari Jumat untuk mengungkapkan “keprihatinan mendalam” tentang komentar Minkayev.
“Pernyataan-pernyataan ini tidak berdasar dan bertentangan dengan posisi Federasi Rusia dalam mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Republik Moldova dalam batas-batas yang diakui secara internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Moldova dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan ke surat kabar “Washington Post”.
Analis mengatakan tidak mungkin militer Rusia, yang terlibat dalam pertempuran untuk menguasai Ukraina timur, akan mampu mengambil jalan seperti itu. Dan meskipun Transnistria didukung oleh Moskow dan menampung pasukan Rusia, ini mungkin tidak berarti bahwa penduduknya ingin ambil bagian dalam perang.
Inilah yang perlu Anda ketahui tentang republik yang memisahkan diri.
More Stories
Rusia melancarkan pemboman besar-besaran terhadap Ukraina untuk ketiga kalinya dalam 4 hari
Daniel Sancho Bronchalo: Putra aktor terkenal Spanyol mendapat hukuman penjara seumur hidup karena pembunuhan
Seekor hiu memenggal seorang remaja di lepas pantai Jamaika