Oktober 14, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

La Niña diperkirakan terjadi pada September, BRIN memperkirakan Indonesia akan mengalami musim kemarau basah

Tempo.co, JakartaPusat Penelitian Penelitian Iklim dan Atmosfer pada Lembaga Penelitian Inovasi Nasional (BRIN). Meskipun demikian, sebagian besar model ramalan cuaca menunjukkan penampakannya La Nina Di bulan September.

“Oktober-November mencapai puncaknya mendekati minus 1,5, menunjukkan melemahnya La Niña tahun ini,” lapor BRIN. Pada hari Kamis, 27 Juni, ketua peneliti ahli Eddie Hermaven.

Dia mengutip data yang dirilis pada 24 Juni oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat dan Predictive Ocean Atmospheric Model for Australia (POAMA). Menurut Eddy, La Niña terjadi ketika nilai anomali di Samudera Pasifik kurang dari minus satu (-1). “Tidak ada kemungkinan La Niña melebihi minus satu pada bulan Juni dan Juli karena masih dalam level netral,” ujarnya.

El Niño–Southern Oscillation (ENSO) terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudera Pasifik berada di atas normal pada fase netral pada Agustus hingga Oktober 2024. La Nina yang berlawanan dengan El Niño akan muncul secara bertahap pada tahun ini dan mendekati wilayah timur Indonesia pada bulan Oktober. Atau November.

Belum ada tanda-tanda La Nina, musim kemarau akan berlanjut seperti biasa pada bulan Juni, Juli dan Agustus dengan puncak musim di Jawa pada bulan Agustus atau September. Masa transisi ke La Niña diperkirakan berlangsung pada Juli hingga September. “Pada bulan Oktober masa transisi akan menjadi La Niña,” ujarnya.

Kemungkinan terjadinya La Niña meningkat menjadi 65 persen pada bulan Juli hingga Agustus dan 75 persen pada bulan September. Pada bulan Oktober atau November cuaca berubah normal, sedangkan Monsun Asia datang disertai hujan.

Dampaknya, La Niña akan meringankan wilayah rawan kekeringan di Indonesia pada tahun ini, dengan sebagian besar dampaknya dirasakan di wilayah barat Indonesia. “Musim hujan tahun ini datang lebih cepat, sehingga musim kemarau tidak lama lagi,” ujarnya.

READ  Indonesia Pionir Pabrik Hidrogen Ramah Lingkungan Pertama di Asia Tenggara di Kamojang

Anwar Siswadi

Seleksi Guru: Perubahan iklim: jumlah hari di atas 35 C di ibu kota dunia yang terbakar

klik disini melakukan mendapatkan Update berita terkini Tempo di Google News