Desember 26, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Indonesia menempati urutan keenam di antara negara-negara dengan startup terbanyak

Indonesia menempati urutan keenam di antara negara-negara dengan startup terbanyak

Jakarta. Indonesia memiliki potensi besar sebagai raksasa ekonomi digital karena negara ini merupakan rumah bagi perusahaan rintisan keenam terbanyak di dunia, menurut seorang pejabat senior pemerintah.

“Hingga tahun 2023, Indonesia menempati urutan keenam negara dengan startup terbanyak. Kami memiliki lebih dari 2.400 startup,” kata Rudy Salahuddin, Deputi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada Open Finance Summit 2023 di Jakarta, Rabu.

Data Peringkat Startup menunjukkan bahwa AS memimpin dengan 74.944 startup. Diikuti oleh India (15.405) dan Inggris (6.833). Kanada dan Australia masing-masing memiliki 3.712 dan 2.638 startup. Di urutan keenam adalah Indonesia dengan 2.486 startup. Hal ini menjadikan Indonesia satu-satunya anggota ASEAN yang masuk dalam 10 besar negara dengan startup terbanyak. Startup di negara anggota ASEAN Singapura mencapai 1.103, peringkat negara ke-11.

Rudy juga mengatakan dalam konferensi bahwa banyak unicorn Indonesia berasal dari sektor e-commerce dan financial technology (fintech).

Menurut Rudy, tahun lalu Indonesia menyumbang $77 miliar, atau 40 persen dari nilai transaksi digital di kawasan ASEAN. Pada tahun 2025, jumlah ini diproyeksikan menjadi dua kali lipat menjadi $130 miliar.

“Investasi di sektor digital semakin meningkat. Kami telah mengamankan kesepakatan investasi senilai $3 miliar [in the digital sector]. Ini tertinggi kedua setelah Singapura,” kata Rudy.

Terlepas dari peluang ekonomi Internet yang besar, Indonesia masih memiliki banyak bidang untuk digarap. Penetrasi internet di Indonesia baru mencapai 76 persen dari populasinya. Hanya 51,8 persen penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun yang memiliki rekening bank, jauh di bawah penduduk Asia-Pasifik lainnya. Menurut Rudy, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia masih kesulitan mendapatkan pembiayaan.

“Namun, transaksi e-commerce dan fintech terus tumbuh. Kesenjangan digital dan inklusi keuangan yang rendah menjadi area yang coba dimanfaatkan oleh para pemain digital, terutama e-commerce dan fintech,” kata Rudy.

Tag: Kata kunci: