Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) memutuskan Tes berhasil Taksi terbang di dekat kota Greenfield, yang akan segera menjadi ibu kota baru Indonesia.
Kendaraan Udara Pribadi/Penumpang Opsional (OPPAV) terbang sekitar 10 menit pada ketinggian 50m dengan kecepatan 50 kmpj. OPPAV membawa beban maksimal 100 kilogram dengan pola angka 8 pada lintasan yang telah ditentukan selama 10 menit.
Taksi terbang ini didasarkan pada teknologi Integrated Advanced Air Propulsion (AAM) dan telah dikembangkan oleh raksasa mobil terkemuka Hyundai bekerja sama dengan Korea Aerospace Research Institute (KRI). Hyundai berencana melanjutkan penelitian dan pengembangan untuk mengkomersialkan AAM pada tahun 2028.
Prototipe taksi terbang tersebut diuji coba di Bandara Aji Bangeran Tumenkung Samarinda, Kalimantan Timur. Kota ini terletak tiga jam perjalanan mobil dari Nusantara.
Taksi terbang ini dirancang untuk mencapai kecepatan hingga 200 mil per jam dan dapat menampung empat orang, termasuk pilot. Pesawat ini mungkin dikontrol secara elektronik, namun untuk saat ini akan dioperasikan dengan pilot.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN Mohammad Ali Berawi mengatakan, uji coba ini merupakan langkah awal penerapan penerbangan perkotaan yang efisien dan ramah lingkungan di Indonesia.
“Ini merupakan bukti komitmen Indonesia dalam mengembangkan teknologi transportasi masa depan,” imbuhnya.
Dengan luas daratan yang meliputi 18.000 pulau, Indonesia mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi dalam bisnis taksi udara. Permintaan terhadap transportasi udara juga didorong oleh sulitnya pengembangan transportasi jalan raya.
PT Dirgantara Indonesia, badan usaha milik negara, diharapkan dapat mengembangkan prototipe OPPAV untuk produksi massal.
Transportasi Kereta Api Otonom (ART)
Pemerintah Indonesia dan Badan Usaha Milik Negara Tiongkok CRRC Zhuzhou Institute Co. Ltd. dan penggelaran kereta Autonomous Rail Transport (ART) di Nusantara bekerja sama dengan Norinco.
Pemeriksaan fisik kereta Autonomous Rail Transport (ART) tanpa rel baru-baru ini dilakukan di Nusantara.
Diusulkan sebagai SENI Alternatif baru untuk layanan angkutan massal Untuk mengurangi kemacetan di perkotaan Indonesia.
Biaya infrastruktur untuk mengembangkan dan menerapkan ART jauh lebih rendah dibandingkan pilihan angkutan massal lainnya di Indonesia seperti angkutan cepat massal (MRT), angkutan kereta ringan (LRT), dan kereta api berkecepatan tinggi.
ART tersebut menggunakan teknologi yang disebut “Virtual Track Control System” sehingga kendaraan bergerak pada lintasan virtual. Rute virtual ini dapat disesuaikan dengan kondisi jalan dan lalu lintas sekitar. Ia dapat bermanuver di lalu lintas seperti bus.
Seperti kendaraan kereta api dan angkutan massal modern lainnya, Kecepatan tertinggi operasional ART adalah 70 kmpj. Namun, karena tidak bergantung pada rel fisik, waktu penyelesaian suatu rute kurang dari satu tahun, sehingga sangat meningkatkan waktu tunggu dari konsep hingga penyelesaian.
Di ibu kota Indonesia, Nusantara, ART siap berfungsi sebagai angkutan pengumpan halte bus, kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi baru-baru ini.
“Dengan keunggulan trackless juga bisa digunakan di Jakarta, Bandung, Semarang dan kota lainnya,” imbuhnya.
Tentang Nusantara
Nusantara rencananya akan menggelar perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang pertama pada 17 Agustus, yang diperkirakan akan secara resmi memindahkan ibu kota dari Jakarta yang berjarak 1.200 km.
Ibu kota Indonesia baru perlahan muncul di perbukitan Kalimantan Timur Jakarta setelah pemerintah kota memutuskan untuk menjauh dari Jakarta yang padat dan tenggelam.
Awal pekan ini, Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo mulai bekerja dari Istana Kepresidenan (Karuda) di ibu kota baru negaranya, menyatakan kepuasannya atas kemajuan proyek senilai $32 miliar tersebut.
Skema ini terhambat oleh keterlambatan alokasi dana dan pembebasan lahan.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia