JAKARTA: Indonesia meminta eksportir minyak sawit untuk mendapatkan izin ekspor mereka dan memberi tahu produsen berapa banyak minyak sawit yang mereka rencanakan untuk dijual secara lokal, kata pejabat senior, Selasa.
Produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia, sejalan dengan harga minyak sawit global yang tinggi, telah mengalami kenaikan harga minyak goreng domestik sekitar 40 persen tahun-ke-tahun.
Menteri Perdagangan Mohammed Ludfi mengatakan pada konferensi pers bahwa para pejabat akan memperkenalkan harga tunggal untuk minyak goreng yang dijual di pasar lokal dan membawa aturan untuk menghindari “kebocoran subsidi”.
Dia menekankan bahwa pemerintah tidak melarang ekspor minyak nabati, tetapi pejabat harus mencatat ekspor secara lengkap untuk mengukur pasokan dalam negeri.
Kebijakan tersebut akan dipungut selama enam bulan.
Ini terjadi pada saat Indonesia sudah menerima perhatian global karena embargo batu bara yang diberlakukan https://reut.rs/3JVSTUL, yang diberlakukan pada 1 Januari, karena berupaya meningkatkan pasokan ke pembangkit listriknya dan menekan penambang lokal untuk bertemu. kewajiban pasar domestik.
Mulai 24 Januari, eksportir di Palmyra harus mendapatkan izin ekspor dari Kementerian Perdagangan, kata pejabat senior Indrasari Wisnu Vardhana dalam konferensi media virtual.
Eksportir saat ini hanya perlu membuat pemberitahuan pabean untuk ekspor.
Visnu menambahkan bahwa dokumen ekspor tidak akan diberikan kepada produsen yang tidak menyatakan sendiri berapa banyak minyak sawit yang mereka suplai di dalam negeri dalam enam bulan ke depan dan bahwa pemerintah tidak akan memberlakukan persyaratan minimum untuk pasokan dalam negeri.
Kebijakan harga tunggal minyak goreng – Rs 14.000 ($ 0,9766) per liter – akan mulai berlaku pada hari Rabu dan hanya akan tersedia untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha kecil, kata Ludfi.
Menurut pasar online, minyak goreng saat ini dijual dengan harga lebih dari Rs 21.000 per liter.
Dikatakan pemerintah akan memberikan subsidi sebesar 7,6 triliun rupee ($ 530,17 juta) per 250 juta liter minyak goreng setiap bulan untuk mempertahankan titik harga ini.
Ini lebih dari dua kali lipat hibah pemerintah $ 3,6 triliun pada 5 Januari. Kementerian mengatakan subsidi akan didanai dari pajak ekspor minyak sawit.
($ 1 = 14.335.000 rupee)
(Dilaporkan oleh Bernadette Christina Munde, Gayatri Suroyo, Francesca Nangoi; Ed Davis, Martin Box Editing)
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia