JAKARTA, 10 Okt (Reuters) – Maskapai penerbangan Garuda Indonesia ( GIAA.JK ) mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya telah menyelesaikan uji terbang menggunakan bahan bakar jet yang dicampur dengan minyak sawit pada pesawat Boeing 737-800NG.
Pesawat tersebut terbang 130 km (80 mil) dari ibu kota Jakarta menuju Pelabuhan Tikus di ujung selatan Pulau Jawa dalam penerbangan satu jam minggu lalu menggunakan bahan bakar jet dengan kandungan kelapa sawit 2,4%, kata Kepala Eksekutif Garuda Irfan Setiaputra. Dalam sebuah pernyataan.
“Dengan hasil ini, Garuda Indonesia siap menjajaki penggunaan bahan bakar jet berkelanjutan pada pesawat komersial,” kata Irfan seraya menambahkan bahwa penggunaan bahan bakar tersebut secara lebih luas akan didasarkan pada kajian yang detail.
Jelang uji terbang, Garuda telah melakukan uji statis dan uji darat mekanis sejak Juli.
Bahan bakar jet campuran minyak sawit ini dibuat oleh perusahaan energi negara Indonesia PT Pertamina ( PERTM.UL ) di kilang Cilacap menggunakan teknologi ester terhidroproses dan asam lemak (HEFA) dan terbuat dari minyak inti sawit yang diputihkan dan dihilangkan baunya, kata CEO Pertamina. Nikki Vidyavathy mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Kami yakin bahan bakar ini dapat dijual ke maskapai penerbangan komersial sebagai tonggak sejarah pengembangan energi hijau di Indonesia,” kata Nikke, seraya menambahkan bahwa bahan bakar tersebut menghasilkan emisi yang lebih sedikit dibandingkan bahan bakar fosil.
Namun, beberapa negara mengkhawatirkan deforestasi yang diperlukan untuk memproduksi minyak sawit dan Uni Eropa telah memberlakukan pembatasan impor terhadap produk tersebut.
Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia, telah mendorong penggunaan minyak nabati secara lebih luas dan mengurangi impor minyak mentah.
Pada tahun 2021, negara ini melakukan uji terbang dengan bahan bakar yang sama pada pesawat milik negara Tirkandara, yang terbang dari kota Bandung di Jawa Barat ke ibu kota, Jakarta.
Laporan oleh Stefano Suleiman, Bernadette Cristina; Penyuntingan oleh Lincoln Feist dan Susan Fenton
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia