Rendering artistik stasiun luar angkasa Starlab di orbit rendah Bumi.
Ruang Voyager/Starlab Space LLC
Sebuah kontrak yang tertulis di bintang-bintang.
Kedua perusahaan yang mengembangkan pesawat ruang angkasa mengumumkan pada hari Rabu bahwa stasiun swasta Starlab akan terbang dengan roket Starship akhir dekade ini untuk mencapai orbit.
Starlab – yang dibangun oleh Voyager Space dan Airbus melalui usaha patungan, bersama dengan mitra termasuk Northrop Grumman dan Hilton – dijadwalkan untuk diluncurkan dalam satu misi roket raksasa SpaceX.
Starlab mewakili salah satu pelanggan komersial pertama yang memesan peluncuran Starship dari SpaceX. Perusahaan tidak mengungkapkan nilai kontrak peluncurannya.
Stasiun ini merupakan salah satu dari beberapa stasiun yang saat ini sedang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Amerika, seiring dengan persiapan NASA untuk mempensiunkan Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2030.
Voyager dan Airbus menargetkan peluncuran Starlab pada awal tahun 2028. Jadwal pengembangan dan konstruksi stasiun luar angkasa selama empat tahun juga memberi SpaceX waktu untuk bergerak maju dengan Starship, berkembang dari uji penerbangan hingga meluncurkan pesawat ruang angkasa pelanggan.
Pesawat luar angkasa Starship generasi berikutnya SpaceX diluncurkan dengan roket Super Heavy yang kuat dari landasan peluncuran perusahaan Boca Chica dalam uji penerbangan tak berawak, dekat Brownsville, Texas, pada 18 November 2023.
Joe Kapten | Reuters
Modul Starlab dirancang dengan diameter sekitar 26 kaki, atau sekitar dua kali diameter modul Stasiun Luar Angkasa Internasional, sehingga membatasi jumlah roket yang dapat mendukung peluncuran stasiun luar angkasa dalam satu misi.
Dylan Taylor, ketua dan CEO Voyager, percaya bahwa meluncurkan seluruh Starlab sekaligus di Starship adalah “cara yang tepat untuk mengurangi risiko program kami.”
“Anda tidak lagi harus melakukan perakitan di orbit yang berisiko dan beberapa peluncuran,” kata Taylor kepada CNBC.
Voyager dan Airbus sedang menjalani tinjauan desain bersama NASA, di mana Starlab sebelumnya memenangkan pendanaan di bawah program Destinasi LEO Komersial badan tersebut.
Perusahaan-perusahaan tersebut memfokuskan desain habitat pada pasar untuk penelitian gayaberat mikro di luar angkasa, dengan Starlab dirancang untuk terus mendukung empat awak dan bertahan hingga 30 tahun di orbit.
More Stories
Roket Falcon 9 SpaceX berhenti sebelum diluncurkan, miliarder dalam misi khusus
Bagaimana lubang hitam bisa menjadi begitu besar dan cepat? Jawabannya terletak pada kegelapan
Seorang mahasiswa Universitas North Carolina akan menjadi wanita termuda yang melintasi batas luar angkasa dengan kapal Blue Origin