Pameran dagang SolarTech yang diadakan di Jakarta memamerkan potensi lanskap energi terbarukan Indonesia, meskipun pasar tenaga suryanya kecil.
Pada awal Maret, SolarTech Indonesia 2023 berlangsung di Jakarta Convention and Exhibition Center, menarik sekitar 20.000 pengunjung dan 300 peserta pameran industri dari 20 negara.
Acara tersebut merupakan pameran perdagangan energi hijau terbesar di negara ini, dan meskipun pasar tenaga surya Indonesia relatif kecil, acara tersebut menyoroti minat yang berkembang di kawasan ini dalam investasi tenaga surya baru.
“Kami pikir Indonesia masih dalam tahun-tahun awal, dengan perusahaan utilitas baru mulai membangun proyek PV pertama mereka,” kata Jimmy Shen, manajer merek pembuat modul China JinkoSolar, yang acaranya menarik lebih sedikit pengunjung dibandingkan negara lain. Pelanggan masih dapat ditemukan.
Menurut Lorca Wei, Manajer Pemasaran ASEN dari produsen inverter Tiongkok Sungrow, sebagian besar perusahaan Indonesia yang bergerak di bisnis tenaga surya menghadiri acara tersebut. “Kami mengundang dan bertemu pelanggan utama kami di pameran perdagangan ini dan kami berharap dapat memiliki banyak pengunjung tahun depan,” katanya.
kata Anna Kang, Manajer Penjualan Crovat majalah pv Acara tersebut merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk bertemu dengan pelanggan baru dan yang sudah ada dan pada saat yang sama memamerkan beberapa teknologi barunya. “Kami adalah salah satu dari tiga pemasok inverter terbesar di negara ini dan kami pasti akan hadir di pameran tahun depan,” ujarnya.
Acara tersebut menunjukkan daya tarik Indonesia untuk manufaktur modul tenaga surya. “Kami melihat bahwa pemerintah siap untuk mengubah sektor energi dan sektor energi terbarukan,” kata Elaine Zhu, manajer pemasaran pemasok peralatan manufaktur PV Cina, Autowell. “Kami sudah memiliki beberapa pelanggan.”
Irene Li, manajer penjualan penyedia sistem pemasangan Mibet China, mengatakan Indonesia merupakan pasar yang menarik untuk PV terapung, dengan permintaan yang terus tumbuh. “Acara ini merupakan platform yang baik untuk memahami apa yang benar-benar dibutuhkan Indonesia.”
Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional, Indonesia akan memiliki sekitar 211 MW kapasitas terpasang PV pada akhir tahun 2021. Perusahaan mengharapkan negara untuk mencapai 66 GW tenaga surya pada tahun 2030.
Berdasarkan Data terbaru yang diterbitkan oleh IESR Berdasarkan Pemetaan Sumber Daya Surya dari NREL Re Explore, Indonesia memiliki potensi teknologi untuk menggunakan kapasitas kumulatif PV atap hingga 655 GW.
Konten ini dilindungi oleh hak cipta dan tidak boleh digunakan kembali. Jika Anda ingin berkolaborasi dengan kami dan menggunakan kembali beberapa konten kami, silakan hubungi: [email protected].
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia