TEMPO.CO, Jakarta – Suku bunga Jakarta Interbank mulai naik awal pekan ini, diperdagangkan pada 16 pps atau 0,11% terhadap dolar AS di Rp14.247. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keuntungan ini termasuk data kinerja yang lebih rendah dari karyawan AS (AS), serta meningkatkan posisi Pemerintah di Indonesia.
“Pekan lalu pada hari Jumat, data ketenagakerjaan AS — penerima upah non-pertanian — jauh dari ekspektasi pasar, meningkatkan kecurigaan memenuhi waktu pasar. [The Fed’s] Kebijakan penghematan moneter, baik interupsi maupun kenaikan suku bunga,” kata Ariston Dijendra, Analis Pasar Uang, Senin, 6 September.
Ariston mengatakan itu menciptakan peluang bagi rupee untuk mendapat untung dari sisi hijau.
“Ada juga pertumbuhan kasus Pemerintah-19 di Indonesia, yang terus membaik, yang membantu memberikan dorongan positif terhadap rupiah,” katanya.
Pada hari Minggu, 5 September, Indonesia mencatat 5.403 infeksi baru Kovit-19, sehingga total beban kasus menjadi 4,13 juta. Sementara itu, 66,78 juta orang dalam populasi menerima vaksin pertama, dan 38,22 juta orang menerima suntikan kedua. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target 208 juta vaksinasi.
Ariston memprediksi penguatan rupiah hari ini bergerak antara Rp14.200 hingga Rp14.230 terhadap dolar AS, dan terhadap Rp14.300 terhadap dolar.
Di antara
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia