Hadar Nafis Ghome, direktur eksekutif organisasi nirlaba Network for Democracy and Electoral Integrity (NETGRIT) juga menyampaikan sentimen serupa.
“Partai harus mengungkapkan kepada publik bagaimana dan mengapa kandidat tertentu dicalonkan, karena rencana nominasi calon anggota parlemen tidak dilakukan pada konferensi partai agar dapat dilihat semua orang,” katanya kepada CNA.
Ketua Partai Nasional Demokrat (NASTEM) Willy Aditya mengatakan semua kandidatnya telah menjalani proses pemeriksaan yang ketat.
“Tokoh masyarakat yang kami rekomendasikan adalah mereka yang sudah lama berada di partai dan perlahan-lahan naik ke atas dari bawah,” katanya kepada CNA.
Kandidat anggota parlemen yang dicalonkan Nastem antara lain penyanyi Anisa Bahar dan presenter televisi Soki Chitohang. Partai pertama mencalonkan diri untuk masa jabatan pertama, sedangkan partai kedua mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua pada tahun 2019 setelah gagal mengumpulkan cukup suara.
Sementara itu, Ketua Eksekutif Partai Amanat Nasional (PAN), MDM Zita Anjani, mengatakan partainya memperlakukan semua anggotanya secara setara dan mendukung kandidat populernya.
“Ban membuka pintunya bagi semua orang. Anggota parlemen kita adalah anggota parlemen yang berkualitas termasuk selebritis. Itu sebabnya anggota parlemen kita yang populer dipilih berulang kali,” katanya dalam wawancara dengan portal online Rakyat Merdeka pada 18 Januari.
Sejumlah anggota parlemen populer kini mencalonkan diri kembali, termasuk komedian Ego Patrio, pesinetron Primus Eusticio, dan bintang film Desi Ratnasari.
Pengakuan bukanlah jaminan perolehan suara
Namun popularitas saja tidak berarti bahwa seorang kandidat akan memperoleh suara yang cukup untuk terpilih menduduki jabatan tersebut.
Pada tahun 2019, hanya 14 aktor, komedian, dan musisi yang berhasil masuk Parlemen.
Di antara yang dirugikan adalah beberapa nama besar di industri hiburan Indonesia, seperti Katan Pakaskara, pentolan band legendaris Indonesia, Claw Project; Band terkenal lainnya adalah Ahmad Thani Prasetyo dari Deva; dan komedian veteran Teddy “Mying” Kummeler.
“Kadang-kadang selebritis ini dicalonkan untuk menarik lebih banyak perhatian ke partai politiknya masing-masing sehingga partai tersebut mendapat suara yang cukup untuk memenuhi syarat mendapatkan kursi di parlemen,” kata MDM Koirunnisa dari Perludem.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia