Desember 26, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Indonesia Tarik Kapal Rohingya yang Membawa 100 Pengungsi Rohingya Indonesia

Indonesia pada hari Rabu mengatakan akan mengizinkan puluhan pengungsi Rohingya untuk mendarat menyusul protes oleh penduduk setempat dan komunitas internasional atas rencananya. Lemparkan mereka ke Laut Malaysia.

Sedikitnya 100 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, yang naik kapal kargo di Provinsi Aceh ditolak suakanya. Indonesia, Para pejabat mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka berencana untuk mendorong perahu mereka ke perairan Malaysia setelah memperbaikinya.

Setelah pertemuan sepanjang hari Rabu dengan pejabat di kota pesisir Bireuen, Jakarta mundur dan mengatakan kapal pengungsi akan ditarik ke darat dengan alasan kemanusiaan.

“Keputusan itu diambil mengingat situasi darurat para pengungsi di atas kapal,” kata Vijaya, kepala Satuan Tugas Nasional Pengungsi.

Itu Rohingya Kapal itu sekitar 50 mil (80km) dari Bireuen dan akan ditarik ke darat, katanya tanpa menjelaskan waktunya.

“Karena sekarang di tengah wabah, semua pengungsi akan menjalani pemeriksaan kesehatan,” katanya, seraya menambahkan bahwa satgas akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk menyediakan tempat tinggal dan logistik bagi para pengungsi.

Menurut komandan angkatan laut setempat, pihak berwenang Indonesia pertama kali menemukan perahu kayu itu dua hari lalu, terdampar 80 mil di lepas pantai Indonesia. Salah satu dari mereka mengatakan nelayan setempat telah memperingatkan mereka pada 25 Desember.

Pada hari Selasa, Amnesty International memanggil Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi. Duta Besar juga meminta pemerintah untuk mengizinkan sekelompok pengungsi Rohingya yang terdampar mendarat.

Rencana sebelumnya Pemprov Aceh mengirim pengungsi Malaysia Itu juga membuat marah penduduk setempat di Bireuen, di mana sekelompok nelayan pada hari Rabu melakukan protes menuntut pihak berwenang mengizinkan Rohingya turun.

“Kami melihat video di media sosial tentang kondisi mereka. Mereka membutuhkan air dan makanan. Mereka harus diperlakukan seperti manusia,” kata Wahyudi, warga Bireuen kepada AFP.

“Kami Ascennian memiliki pengalaman yang sama dengan Rohingya. Kami berada dalam konflik yang panjang. Kami menyeberangi laut dan dibantu oleh orang-orang dari berbagai negara seperti Malaysia dan Australia.