Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Indonesia pada 16 September memutuskan mendukung rakyat Jakarta, yang membawa presiden negara itu dan enam pejabat tinggi ke pengadilan atas polusi udara.
“Semua terdakwa telah melakukan perbuatan melawan hukum,” kata Saibuddin Zuhri, salah satu hakim yang menjatuhkan vonis pada perkara utama. Pengadilan meminta Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kualitas udara di seluruh negeri sesuai dengan penelitian ilmiah yang tidak mempengaruhi kesehatan warga atau berbahaya bagi lingkungan. Para menteri dan gubernur penting lainnya juga diperintahkan untuk mengambil sejumlah langkah untuk memerangi polusi udara.
Meskipun pengadilan menerima sebagian besar kasus penggugat, hakim menolak tuduhan bahwa tindakan para terdakwa melanggar hak asasi manusia.
Latar belakang kasus pengadilan
Pada 2019, Jakarta akan menduduki peringkat kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, menurut situs web AirVisual, yang memantau kualitas udara di seluruh dunia.
Lebih dari 30 warga Jakarta yang terpancing asap tebal mengajukan gugatan pada Juli 2019 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Mereka menuntut kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan pemerintah untuk menyediakan udara bersih bagi warganya. Selain presiden, mereka juga mengadukan kepada menteri lingkungan hidup, kesehatan dan dalam negeri serta gubernur provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Panten.
Polusi udara tinggi di kota: Jakarta adalah ibu kota terburuk kesembilan di dunia dalam hal PM.2.5, atau partikel, dalam Laporan Kualitas Udara Global QAir 2020, yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Level tinggi.
Poin-poin penting dari putusan pengadilan
Selain peningkatan kualitas udara di dalam negeri, Presiden mengatakan, TKI harus memantau emisi lintas batas oleh gubernur Jakarta, gubernur Panten, dan gubernur Jawa Barat.
Hakim membutuhkan Mendagri untuk menghitung kerugian kesehatan terkait pencemaran udara di Jakarta. Perhitungan tersebut harus dipertimbangkan secara mendasar ketika merumuskan rencana aksi pengendalian pencemaran udara oleh Gubernur Jakarta. Gubernur harus memberikan sanksi kepada pelanggar, termasuk pengendara sepeda motor yang tidak mematuhi standar emisi di kendaraannya. “Semua kebijakan ini harus segera dikomunikasikan kepada publik, termasuk standar emisi yang baru,” kata Zuhri.
Alasan perayaan?
Ponton Ariane dari Greenpeace menyambut baik keputusan tersebut: “Yang penting adalah majelis hakim telah membuktikan bahwa para terdakwa melakukan perbuatan melawan hukum.”
“Kami dapat mengatakan bahwa ini adalah keberhasilan warga yang mengajukan kasus yang diajukan oleh hakim … tapi sayangnya [harmful air pollution levels] Ini tidak dianggap sebagai tindakan melawan hak asasi manusia, “kata Ponton DW. Dia mengatakan, penting bagi warga untuk memantau pemerintah untuk memastikan mereka mematuhi keputusan.
Salah satu penggugat, Khalisa Khalid, mengatakan meski hasilnya hanya dikabulkan sebagian, ia bersyukur dan lega. “Ini adalah kemenangan bagi kami, setidaknya semua keputusan besar dibuat dan ketidakpedulian pemerintah terbukti,” katanya. Eliza Sutanutjaja, penggugat lain, mengatakan dia masih skeptis: “Saya tidak puas … kami tidak menginginkan kompensasi apa pun. Dia berharap ada perubahan kebijakan publik.
Tim hukum penggugat, Ayu Isa Tiara, mengatakan putusan hakim berpihak pada seluruh warga. Dia mengatakan dia berharap para terdakwa akan menerima putusan dan akan segera fokus pada upaya untuk meningkatkan kualitas udara daripada banding.
Juru bicara kepresidenan Fadzirol Rahman mengatakan keputusan tentang tindakan lebih lanjut akan jatuh pada menteri lingkungan, kantor berita. Reuters Laporan itu mengatakan kantor gubernur Jakarta sedang mempertimbangkan keputusan tersebut.
Udara bersih belum menjadi prioritas
Fuji Lestari, peneliti teknik lingkungan di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jawa Barat DW Sebelum berkuasa, banyak orang di Tanah Air lebih mengutamakan ekonomi daripada kualitas udara. Ia mengatakan bahwa tidak disadari bahwa udara bersih memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan mempengaruhi perekonomian.
“Orang tidak tahu [the impact] Pencemaran udara sebelum dirasakan langsung. Biasanya, ketika orang terkena asap, penglihatan mereka sangat berkurang dan mereka tiba-tiba merasakannya, “kata Fuji Lestari. DW. “Pencemaran udara yang masuk ke paru-paru bisa menyebabkan pneumonia, bronkitis, dan asma. Efek jangka panjangnya [of these illnesses] Diantaranya penyakit berat, penurunan produktivitas, ketidakmampuan bekerja dan hilangnya sumber pendapatan,” jelasnya.
Bagaimana Indonesia bisa mengendalikan polusi udara?
Dodik R. Norrochmot, pakar lingkungan dari Institut Pertanian Pokemon (IPP) di Indonesia, menyarankan agar pemerintah dapat mengenakan denda untuk memastikan penegakan hukum. Pemerintah dapat melakukan ini dengan menetapkan ambang batas tertentu untuk emisi di lokasi tertentu. Jika situs melebihi batas ini, perusahaan akan diwajibkan untuk menangguhkan operasi sampai memenuhi standar polusi baru. Dengan cara ini, pabrik tidak akan menghasilkan lebih banyak emisi, katanya.
Pendekatan lain, yang disebut pendekatan keandalan, meningkatkan standar yang ditetapkan oleh pemerintah sambil memungkinkan bisnis untuk beroperasi. Korban yang terkena dampak atau terkena polusi secara hukum berhak atas kompensasi dari bisnis, seperti perawatan medis atau biaya hidup sehari-hari.
“Apa yang akan digunakan di Indonesia?
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia