Pemerintah Indonesia telah menunda rencana pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas yang digunakan oleh angkatan udara Qatar karena keterbatasan anggaran, kata seorang pejabat pemerintah.
Reuters dilaporkan Pernyataan tersebut disampaikan Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Ansar Simanjuntak, dalam wawancara dengan Broadcasting Television pada 1 Januari. Pemerintah telah “menunda pembelian jet Mirage karena kemampuan keuangan kami, saat ini, tidak dapat mendukung pembelian tersebut,” kata Dahnil, seraya menambahkan bahwa penundaan tersebut diputuskan oleh kementerian pertahanan dan keuangan.
Selama beberapa waktu, Indonesia telah mencoba mengganti armada pesawatnya yang sudah tua, termasuk jet F-16 buatan AS serta Sukhoi Su-27 dan Su-30 Rusia.
Pada bulan Januari, pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo menandatangani kesepakatan senilai 733 juta euro ($801 juta) untuk membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas, varian dari jet tempur yang dibuat oleh perusahaan Prancis Dassault Aviation. Pembelian tersebut dilakukan oleh Excalibur International, sebuah divisi dari perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovakia Group, yang bertindak sebagai agen untuk jet tersebut, yang digunakan oleh Angkatan Udara Qatar Emiri. Awalnya dibeli Pada akhir tahun 1990an. Pesawat-pesawat tersebut rencananya akan dikirim ke Indonesia pada Januari 2025.
Pembelian tersebut, yang akan dibiayai dengan pinjaman luar negeri, dikritik oleh anggota parlemen Indonesia pada saat itu, yang mempertanyakan usia pesawat tempur yang sekarang tidak diproduksi, sehingga sulit untuk memproduksi suku cadang. Beberapa orang juga berpendapat bahwa pembelian tersebut mungkin melanggar Undang-undang Industri Pertahanan tahun 2012Hal ini bertujuan untuk mempromosikan industri pertahanan lokal.
Pembelian tersebut bertujuan untuk menjembatani angkatan udara hingga pengiriman 42 armada jet tempur Rafale baru yang diproduksi oleh Dassault. Diumumkan pada Februari 2022 Dan akan menjadikan Indonesia sebagai pembeli senjata Prancis terbesar di Asia Tenggara. Ketiga jet tersebut, yang merupakan pembelian pertama senilai $8,1 miliar, akan dikirimkan pada Januari 2026.
Tahun lalu, Kementerian Pertahanan terlindung Membeli jet bekas adalah “solusi cepat dan efektif untuk mengisi kesenjangan dalam kemampuan angkatan udaranya”.
Sejak diakuisisi oleh Qatar hampir tiga dekade lalu, jet tempur tersebut dilaporkan tidak banyak digunakan. Barang-barang tersebut telah disimpan sejak pertengahan tahun 2000an, dan pada saat itu pemerintah mencari pembeli internasional untuk barang-barang tersebut. Angkatan Laut punya Dikeluarkan ke Pakistan dan India Tanpa hasil, Bulgaria juga menyatakan minatnya.
Dalam wawancara kemarin, Dahnil mengatakan TNI AU akan memerintahkan reparasi pemeliharaan Sukhoi dan F-16 yang ada sambil menunggu kedatangan jet tempur Rafale pertama dalam dua tahun.
Menurut beberapa orang Sumber daya lokalKementerian Pertahanan memilih untuk membatalkan akuisisi jet tersebut setelah menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pinjaman luar negeri untuk membiayainya, meskipun menerima jaminan dukungan pemerintah.
Menurut Reuters disebutkan dalam laporannya, keputusan untuk menunda pengadaan Mirage terjadi tak lama setelah Jokowi menyetujui peningkatan belanja pertahanan sebesar 20 persen pada akhir tahun 2024 untuk membantu meningkatkan perangkat keras militer negara. Agustus lalu, Indonesia menandatangani perjanjian pembeliannya 12 drone baru Dibeli segera setelahnya, dari Dirgantara Turki seharga $300 juta 24 jet tempur F-15EX Perusahaan Amerika Boeing dan 24 helikopter angkut Black Hawk Dari Lockheed Martin.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia