Mei 4, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Indonesia: Masyarakat Doraja dan ritual pemakaman uniknya, Indonesia

Indonesia: Masyarakat Doraja dan ritual pemakaman uniknya, Indonesia

Setiap tahun di bulan Agustus, wilayah Tana Toraja di dataran tinggi Sulawesi Selatan, Indonesia, dipenuhi dengan aktivitas yang melibatkan orang hidup dan orang mati. Inilah saatnya warga kabupaten ini mengunjungi sanak saudaranya yang telah meninggal. Bagi sebagian orang, ini adalah saat yang menggembirakan karena mereka dapat bertemu kembali dengan kerabat mereka yang telah meninggal, dan ada pula yang menjadi orang saleh.

Apa pun suasananya secara umum, inilah saatnya dunia orang mati menjadi hidup. Pun intended.

Mengapa kami menyebutnya demikian? Itu tanah orang mati?

Indonesia: Masyarakat Dorajan dan Ritual Pemakaman Uniknya

Masyarakat tidak mempunyai tempat khusus untuk menguburkan jenazah; Ada banyak desa di mana terdapat situs ‘penguburan’ khusus ini. Orang mati ditempatkan di peti mati dan dijaga dengan sangat hati-hati, karena mereka akan muncul kembali pada tahun berikutnya, dalam sebuah upacara yang disebut Manene.

Di sini, perjalanan orang mati tidak berakhir pada saat mereka meninggalkan tubuh duniawinya. Jika keluarga tidak mampu menanggung seluruh biaya pemakaman, jika mereka mengeluarkan uang dalam jumlah besar, mereka tidak akan menguburkan jenazah. Mari kita gali lebih dalam di sini.

Indonesia: Masyarakat Dorajan dan Ritual Pemakaman Uniknya

Bagi masyarakat Toraja, sangat penting untuk mengantarkan orang-orang tercinta mereka yang telah meninggal dengan penuh rasa hormat dan perayaan. Kematian merupakan peristiwa sosial bagi masyarakat. Sebagai tanda cinta, penghargaan dan rasa hormat, keluarga mengorbankan kerbau dan babi. Dan bukan hanya satu dari masing-masingnya. Bagi sebagian besar masyarakat Doraja, hal ini merupakan urusan yang sangat mahal.

Pemakaman orang mati terkadang ‘tertunda’ karena tidak mungkin mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang dicintai tanpa perpisahan formal yang layak. Hal ini sering kali tertunda jauh setelah kematian seseorang, sehingga memberikan waktu bagi anggota keluarga untuk mengumpulkan sumber daya dan membuat persiapan.

READ  VICE bermitra dengan Spotify di Asia Tenggara dengan serial podcast untuk Indonesia

Terkadang penundaannya hanya beberapa hari dan terkadang bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Pengorbanan ini diyakini dapat membantu perjalanan kelahiran kembali roh dan menunjukkan martabat keluarga. Jenazah akan tetap berada di rumah keluarga sampai keluarga menyediakan dana yang cukup untuk pemakamannya. Dalam keluarga yang bisa melakukan ritual ini, mereka mengadakan pesta yang rumit ke seluruh desa. Ini adalah hari pemakaman.

Indonesia: Masyarakat Dorajan dan Ritual Pemakaman Uniknya

Manene, hari terpenting bagi keluarga, akan segera tiba. Setiap tahun, pada bulan Agustus, masyarakat Doraja merayakan Manene, sebuah perayaan di mana orang-orang tercinta mereka yang telah meninggal dipertemukan kembali, dikeluarkan dari tempat peristirahatan mereka, dibersihkan dan mengenakan pakaian pesta baru. Ini adalah perayaan yang mengharukan bagi semua orang. Orang-orang dari seluruh dunia datang ke Thana Doraja untuk melihat ini.

Kerabat pun tak segan-segan berfoto bersama kerabat tercinta yang sudah meninggal. Setelah semua ini, keluarga mengadakan pesta mewah untuk semua orang. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua keluarga melaksanakan Ma’nene setiap tahunnya. Itu semua tergantung pada situasi keuangan mereka.

Praktik-praktik ini tidak hanya menghormati orang mati tetapi juga menjadi bukti kekayaan warisan budaya masyarakat Toraja.