Kuncinya adalah kemitraan.
Jakarta (Andara) – Indonesia berupaya mempercepat peralihan energinya dengan menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan rantai nilai hidrogen dan amonia hijau, serta teknologi pemanfaatan dan penyimpanan penangkapan (CCUS).
Upaya tersebut ditujukan untuk mengurangi penggunaan batu bara di pembangkit listrik dan penutupan awal pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, kata Pahala Nugraha Mansuri, wakil menteri pertama badan usaha milik negara, dalam sebuah pernyataan, Kamis.
“Kami telah mengembangkan untuk mengurangi penggunaan batu bara di pembangkit listrik menggunakan teknologi co-firing amonia dan biomassa dan penangkapan karbon,” katanya.
Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.
Namun, ia menambahkan bahwa tujuan tersebut tidak dapat dicapai oleh pemerintah saja. Untuk itu diperlukan kerja sama dan koordinasi yang kuat dengan pihak swasta, katanya.
“Kuncinya adalah kemitraan,” katanya.
Oleh karena itu, pada 2 Maret 2022, Wamenhub mengatakan melihat penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Pupuk Indonesia (Persero), perusahaan minyak dan gas milik negara PT Pertamina (Persero) dan perdagangan Jepang. Perusahaan Mitsubishi Corporation.
Berita Terkait: PGN, PIM akan memproduksi amoniak biru untuk mengurangi emisi
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakhir Basaman mengatakan kerjasama tersebut sangat disambut baik.
“Kami sangat yakin dengan pengembangan green hydrogen dan green amonia. Sangat sulit dan mahal untuk mengangkut hidrogen ke industri kami. Oleh karena itu, mengubahnya menjadi amonia akan mengurangi biaya logistik,” katanya.
Sementara itu, Iman Rashman, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina (Persero), mengatakan pihaknya mengharapkan dukungan besar-besaran untuk mencapai target emisi nasional.
“Mewujudkan pertumbuhan green hydrogen dan green amonia di Indonesia akan menjadi tonggak utama dalam membangun ekosistem industri hijau yang besar di negara kita,” tambahnya.
Dia mengatakan hidrogen hijau akan digunakan untuk menghasilkan amonia hijau. Sedangkan green amoniak akan digunakan untuk co-combustion amonia di pembangkit listrik tenaga batu bara, katanya.
Berita Terkait: Para menteri Indonesia berangkat ke Dubai untuk mengurangi impor migas
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia