Mei 17, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Calon presiden Indonesia memboikot acara kebebasan pers

Calon presiden Indonesia memboikot acara kebebasan pers

JAKARTA: Dua dari tiga calon presiden Indonesia berjanji untuk melindungi kebebasan pers di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, sebuah acara akhir pekan yang tidak dihadiri oleh calon presiden, Prabowo Subianto.

Peristiwa tersebut terjadi hanya beberapa hari sebelum referendum tanggal 14 Februari, dan beberapa warga Indonesia menyuarakan keprihatinan mengenai terkikisnya kebebasan demokratis yang telah diperoleh dengan susah payah di negara ini. Kritik terhadap campur tangan politik ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, yang telah memberikan dukungan implisit kepada Prabowo.

Di masa lalu, presiden pada masa jabatan kedua tetap netral.

Di hari terakhir kampanye, mantan Gubernur Jakarta Anis Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Tengah Kanjar Pranovo menandatangani deklarasi tertulis Dewan Pers Nasional untuk menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan pers.

Tidak jelas apakah Prabowo, yang pada acara hari Sabtu diwakili oleh ketua tim kampanyenya, menandatangani deklarasi tersebut. Tim kampanyenya tidak menanggapi pertanyaan tentang hal itu.

Berdasarkan beberapa jajak pendapat, Prabowo diperkirakan akan memperoleh margin 50% yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilu dalam satu putaran.

Mantan komandan Pasukan Khusus, yang mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden, telah lama menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia selama bertugas di militer. Ia membantah tuduhan tersebut, namun para kritikus mempertanyakan komitmen Prabowo dalam melindungi hak asasi manusia.

Memperluas

Ketua tim kampanye Prabowo, Rosen Roslany, mengatakan pada acara tersebut: “Kebebasan pers adalah sesuatu yang mutlak harus kita pertahankan dan promosikan… karena kebebasan pers adalah salah satu ujung tombak demokrasi kita.”

Rosen tidak menjelaskan ketidakhadiran Prabowo dalam acara tersebut.

Pekan lalu, Human Rights Watch mengatakan Prabowo tidak menanggapi kuesioner mengenai hak-hak utama yang dihadapi masyarakat Indonesia, sementara Anies dan Ganjar memberikan tanggapan rinci.

“Dua tim politik utama telah memberikan pelayanan kepada para pemilih di Indonesia dengan menyampaikan pandangan mereka,” kata Elaine Pearson, direktur Asia di Human Rights Watch.

“Pemilih di Indonesia perlu mengetahui posisi (semua kandidat) dalam berbagai isu penting yang mempengaruhi mereka dan komunitas di mana mereka tinggal.”