(MENAFN) berdasarkan situs berita Tempo.co, bank sentral Indonesia mengkritik penggunaan dolar Amerika Serikat dalam transaksi ekspor-impor dan menganjurkan pergeseran ke mata uang lokal dalam pembayaran internasional untuk mengurangi ketergantungan pada dolar.
Menurut Nugroho, dolar merupakan mata uang asing yang paling banyak digunakan dalam kegiatan perdagangan internasional Indonesia. Menurut media setempat, Joko Prestovo adalah kepala kantor perwakilan khusus Bank Indonesia
Setelah memperkenalkan sesi tentang ‘Menggunakan Penyelesaian Mata Uang Lokal (LCS) untuk Meningkatkan Efisiensi Ekspor-Impor Wilayah Solo Raya’, pejabat tersebut mengatakan kepada wartawan, “90 persen penyelesaian ekspor-impor dalam dolar AS, sementara ekspor langsung Indonesia ke AS adalah sebenarnya hanya bernilai 10 persen, dan AS Nilai impornya hanya 5 persen.
Dia mencatat bahwa transaksi yang melibatkan mata uang asing mempengaruhi biaya konversi, dan ketika transaksi tersebut melibatkan dolar AS, “biaya konversi berlipat ganda,” menunjukkan bahwa sistem pembayaran bilateral dalam mata uang lokal dapat memecahkan masalah.
MENAFN16102022000045014146ID1105027962
Penafian hukum: MENAFN Informasi diberikan “sebagaimana adanya” tanpa jaminan dalam bentuk apa pun. Kami tidak bertanggung jawab atau berkewajiban atas keakuratan, konten, gambar, video, lisensi, kelengkapan, legalitas, atau keandalan informasi yang terkandung dalam artikel ini. Jika Anda memiliki keluhan atau masalah hak cipta terkait artikel ini, silakan hubungi penyedia di atas.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia