JAKARTA (ANTARA) – Stabilitas keuangan Indonesia yang kuat tidak terpengaruh oleh penutupan Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat, kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wargeo.
“Hasil simulasi stress test kami menunjukkan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia cukup kuat menghadapi gejolak global ini, termasuk dampak dari ketiga bank tersebut,” kata Wargio saat mengumumkan hasil rapat Gubernur BI Maret 2023. , dilacak secara online di Jakarta pada Kamis.
Secara keseluruhan, hasil stress test yang dilakukan BI menunjukkan kondisi perbankan di Indonesia tahan terhadap dampak penutupan tiga bank di AS.
Stabilitas keuangan Indonesia yang kuat didukung oleh diversifikasi pendanaan simpanan yang memperkuat ketahanan keuangan perbankan Indonesia. Tak satu pun dari bank-bank di negara itu yang memegang US Treasuries, sehingga dampak langsungnya sangat terbatas.
“Risiko dampak langsung hampir nol. Sebagian besar bank kami tidak menginvestasikan dana di ketiga bank ini. Kami bukan deposan ketiga bank ini, jadi tidak ada dampak langsung,” ujarnya.
Selain itu, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan di Indonesia juga tinggi, mencapai 25,88 persen.
Faktor pendukung lainnya adalah kepemilikan Surat Utang Negara (SBN) memiliki manajemen risiko yang baik, yaitu transisi dari available for sale (AFS) menjadi maturity (HTM). Sedangkan untuk risiko valuasi, sudah terdapat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
Vargio mengatakan, bagaimanapun, bahwa ia harus menyadari dampak volatilitas di pasar dan ekspektasi investor, atau keruntuhan bank. Oleh karena itu, BI terus mengelola sentimen tersebut dengan menstabilkan nilai tukar rupiah melalui intervensi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan termasuk Kementerian Keuangan.
“Ini untuk stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan kita untuk menstabilkan nilai tukar rupee untuk mengekang inflasi impor dan mengurangi dampak volatilitas global,” katanya.
BI melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, khususnya inflasi impor, melalui transaksi spot di pasar valuta asing, domestic non-deliverable prospect (DNDF) serta pembelian dan penjualan pemerintah. Obligasi di Pasar Sekunder (SBN).
Dalam rangka memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah, PI Twist terus beroperasi melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk meningkatkan daya tarik yield SBN khususnya bagi investor portofolio asing.
Berita terkait: BI perbaiki tata kelola devisa untuk jaga stabilitas rupiah
Berita terkait: Waspada, optimistis dengan turbulensi global 2023: BI
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia