Pada tahun 2009, 7-Eleven membuka franchise pertamanya di Indonesia The New York Times. Selama delapan tahun berikutnya, itu menjadi tempat nongkrong yang populer bagi anak muda di pagi hari, menunggu lama untuk makan keju atau sandwich “roti bantal” isi cokelat, sementara tempat duduk “banyak permen mata” disediakan. Dua pertiga pelanggan 7-Eleven Indonesia berusia 30 tahun ke bawah, dan mereka menggunakan toko sebagai tempat bergosip, menikmati internet gratis dan AC, serta melihat band lokal.
Pada puncaknya, 7-Eleven Indonesia memiliki 190 toko secara nasional, mencapai penjualan sekitar $78 juta. Kedengarannya seperti masa depan yang menjanjikan, bukan? Toko-toko dipadati oleh anak muda lokal yang trendi di dalam dan sekitar ibu kota Jakarta, namun demikian Pengalaman Pelanggan Asia, banyak dari mereka akan “duduk berjam-jam sambil minum”. Bisnis ini harus bersaing dengan pesaing baru Indomaret dan Alfamart, yang keduanya melebihi jumlah toko 7-Eleven di negara ini. 7-Elevens Indonesia adalah mimpi yang menjadi kenyataan, tetapi mimpi itu berumur pendek: jaringan tersebut menutup pintunya pada tahun 2017. Saat ini, kaum muda yang mencari makanan larut malam yang terjangkau dapat beralih ke Warung, warung makan atau pasar malam seperti Pecenongan di Indonesia, per Perjalanan Naga.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia