Benchmark minyak sawit berjangka Malaysia naik untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Selasa, didukung oleh kenaikan minyak goreng saingannya, tetapi kekhawatiran atas tingkat stok yang tinggi di Indonesia membebani sentimen.
Kontrak minyak sawit patokan FCPOc3 untuk pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 0,26% pada 4.171 ringgit ($929,99) per ton pada istirahat tengah hari, naik 1,88% dari sesi sebelumnya.
“Momentum beli di awal sesi secara bertahap bertemu dengan tekanan jual karena pasar saham kelas atas di Indonesia masih terhuyung-huyung,” kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur.
Persediaan minyak sawit meningkat di saingannya Indonesia setelah larangan ekspor berakhir pada Mei, di tengah upaya untuk mengendalikan harga minyak goreng domestik. Pihak berwenang mencoba untuk meningkatkan ekspor meskipun memberlakukan pembatasan ekspor menyusul larangan tersebut.
Menteri perdagangan india mengatakan India telah berkomitmen untuk mengimpor 2,6 juta ton produk minyak sawit, tetapi tidak memberikan rincian tentang waktu penjualan.
Kontrak kedelai Dalian DBYv1 naik 1,37%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPv1 naik 1,69%. Harga kedelai sedikit berubah di Chicago Board of Trade BOc2.
Karena bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global, minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait.
Minyak kelapa sawit bisa menguji ulang resistensi di 4.269 ringgit per ton, sebelum kesenjangan bisa melebar ke 4.452 ringgit, kata analis teknis Reuters Wang Tao. Teknologi/C
Sumber: Reuters (Laporan oleh Francisca Nangoi dan Bernadette Cristina Mundev; Disunting oleh Rashmi Ich)
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia