Kementerian Investasi Uni Emirat Arab dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memajukan ekonomi digital di Indonesia.
Perjanjian tersebut bertujuan untuk menyusun kerangka kerja sama investasi di bidang infrastruktur digital, dengan fokus khusus pada proyek pusat data di Indonesia. Total kapasitas pusat data yang didirikan berdasarkan MoU ini dapat mencapai hingga 1.000 MW.
MoU tersebut ditandatangani oleh Menteri Investasi UEA Mohammed Hassan Alsuwaidi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erik Tohir.
Bagian penting
Pusat data, yang merupakan bagian penting dari infrastruktur ekonomi digital, memberikan pilihan yang aman bagi perusahaan untuk menyimpan data penting dan menjalankan aplikasi, dan telah menjadi prioritas bagi Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki ekonomi digital yang berkembang pesat yang didorong oleh menjamurnya perusahaan rintisan (start-up).
Saat ini, terdapat lebih dari 60 pusat data kelas atas di negara ini, dan pasar pusat data lokal diperkirakan akan mengalami tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 14% antara tahun 2023 dan 2028.
Membina kemitraan antara sektor publik dan swasta di UEA dan Indonesia merupakan area fokus dalam perjanjian tersebut. Kedua negara akan menjajaki berbagai bentuk kerja sama berdasarkan MoU, termasuk kemitraan investasi, kerja sama penelitian kebijakan, pengembangan sertifikasi, inovasi, serta penelitian dan pengembangan.
Bidang kepercayaan
Alsuwaidi mengatakan: “Perjanjian ini menggarisbawahi ikatan yang mendalam antara negara-negara kita dan menunjukkan komitmen UEA untuk bekerja sama dengan negara-negara di sektor-sektor yang menjanjikan seperti ekonomi digital. Kami berkomitmen untuk mendukung dan mempercepat seluruh upaya pembangunan Indonesia, dan perjanjian ini akan berkontribusi pada peningkatan kapasitas pusat data, dengan fasilitas baru yang menjanjikan akan membuka peluang yang akan memperkuat jalan negara dalam membangun masa depan yang sejahtera.
Dohir mengatakan Indonesia memimpin industri pusat data di kawasan Asia Tenggara. Salah satu proyeknya adalah mempromosikan PT Telkom Indonesia (Persero) atau Telkom, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, menjadi pemimpin data center di Asia Tenggara.
Telkom berinvestasi secara cerdas untuk memastikan pusat datanya mendukung ekonomi digital Indonesia, yang terbesar di Asia Tenggara. Telkom juga fokus di bidang infrastruktur, salah satunya Mitratel yang sudah IPO dan menjadi IPO terbesar di pasar saham untuk sub-segmen tersebut,” kata Tohir.
Infrastruktur ekonomi
Menurut Dohir, kerja sama dengan UEA ini akan mempercepat pembangunan infrastruktur ekonomi, seiring dengan penajaman pusat teknologi digital strategis yang diterapkan.
MoU ini dibangun atas dasar hubungan bilateral yang kuat antara UEA dan Indonesia. Volume perdagangan antara kedua negara diperkirakan mencapai sekitar $5 miliar pada tahun 2022, meningkat sekitar 20% dari $4 miliar pada tahun sebelumnya. Setelah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif UEA-Indonesia (CEPA), yang mulai berlaku pada September 2023, perdagangan bilateral tahunan diperkirakan meningkat menjadi $10 miliar selama lima tahun ke depan.
Hak Cipta 2022 Grup Penerbitan dan Pemasaran Al Hilal Dipersembahkan oleh Syndicate Media Inc. (Sindigate.info).
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia