Juni 24, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Pengamat diingatkan bahwa ada aplikasi luar negeri yang mengancam eksistensi UMKM Indonesia

Pengamat diingatkan bahwa ada aplikasi luar negeri yang mengancam eksistensi UMKM Indonesia

JAKARTA – Direktur Eksekutif Center for Economic and Legal Studies (CELIOS) Bhima Yudhishthira mengatakan keberadaan perusahaan asing seperti Temu bisa mengancam eksistensi UMKM lokal karena Indonesia menjadi pasar barang impor.

Indonesia hanya dijadikan pasar, banyak pelaku usaha yang gulung tikar dan menimbulkan PHK besar-besaran, terutama di sektor manufaktur, kata Bima dikutip Antara di Jakarta, Sabtu, 15 Juni.

Melalui staf Kementerian Koperasi dan UKM, khususnya Fiki Satari, Temu dengan tegas menolak masuk ke Indonesia. Menurut dia, penerapannya harus sesuai dengan aturan yang ada.

Ada PP No 29 Tahun 2002 tentang Larangan Penggabungan KBLI 47, yang bisa kita ubah Permendag No 31 Tahun 2023 tentang Pengawasan Penyelenggaraan Sistem Elektronik Pelakunya, ada yang lintas batas langsung, jadi tidak ada izinnya,” kata Fikki.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, nilai ekonomi digital UMKM akan mencapai Rp 4,531 triliun pada tahun 2030, yang berpotensi meningkatkan akses pasar yang lebih luas di ekosistem digital.

Perlu diketahui bahwa Temu adalah platform lintas batas global yang berasal dari Tiongkok. Perusahaan utilitas menggunakan metode pabrik-ke-konsumen (penjualan langsung pabrik-ke-konsumen). Sistem ini dinilai berdampak negatif terhadap UMKM dan lapangan kerja di Indonesia. Saat ini TMU telah merambah ke 58 negara.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aplikasi marketplace baru yang dapat menghubungkan pabrik di China langsung dengan konsumen Indonesia.

“Saya khawatir dengan hal ini, ada lagi aplikasi digital lintas negara yang menurut saya akan masuk ke kita dan lebih kuat dari TikTok karena menghubungkan langsung pabrik dengan konsumen,” kata Deton di Jakarta, Senin (10/6). .

Aplikasi yang diberi nama Temu ini berasal dari China dan masuk ke 58 negara, kata Deten.

READ  Sebulan kemudian, puluhan Rohingya terdampar di Indonesia Berita Rohingya

Menurutnya, aplikasi ini terhubung dengan 80 pabrik di China dan produknya bisa langsung diterima seluruh konsumen di dunia.

Tag: umkm ekonomi