Lebih dari 100 pengungsi Muslim Rohingya yang lemah dan lapar termasuk di antara kelompok terbaru yang mencapai pantai di Indonesia pada hari Minggu setelah perjalanan panjang dan berbahaya dengan perahu kayu.
Kelompok yang terdiri dari 184 orang, termasuk wanita hamil dan anak-anak, mendarat di pantai Kuala Jigieng di provinsi Aceh utara Indonesia, yang telah menerima lebih dari 500 Rohingya tahun lalu. Para pengungsi mengatakan mereka mencari kehidupan yang lebih baik daripada di kamp-kamp yang penuh sesak di Bangladesh, tempat mereka mengalami penganiayaan militer di seberang perbatasan dari Myanmar.
“Di Bangladesh tidak ada kesempatan bagi pengungsi Rohingya. Makanya kami datang ke Indonesia,” kata Faisal, salah satu pengungsi yang hanya menggunakan satu nama.
Bahmi Irwan Ramli, Kapolres Banda Aceh, mengatakan para pengungsi umumnya dalam kondisi baik, namun ada satu ibu hamil dan empat lainnya yang sakit dan sedang dirawat dokter.
Badan pengungsi PBB mengatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia untuk menentukan status mereka.
Nelayan melaporkan melihat tiga kapal yang diduga membawa pengungsi pada hari Sabtu, tetapi hanya satu yang mendarat pada hari Minggu. PBB melaporkan bulan lalu bahwa 26 pengungsi meninggal karena dehidrasi dan kelelahan setelah berminggu-minggu di laut.
Lebih dari 700.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak Agustus 2017. Pasukan keamanan Myanmar dituduh melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan, dan pembakaran ribuan rumah Rohingya.
Sebagian besar pengungsi yang meninggalkan kamp melalui laut mencoba mencapai Malaysia yang didominasi Muslim, tetapi berakhir di Indonesia dalam perjalanan.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia