November 15, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Landmarks membatalkan rencana menjual properti di Treasure Bay Bintan, Indonesia

Landmarks membatalkan rencana menjual properti di Treasure Bay Bintan, Indonesia

KUALA LUMPUR (29 Des): Landmarks Bhd telah menunda rencana untuk menjual seluruh sahamnya di dua perusahaan pemilik properti perhotelan di Indonesia kepada Southern Archipelago Ltd atau SAL (sebelumnya dikenal sebagai Bluemont Group Ltd). kondisi.

Kepemilikan yang dimiliki oleh anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya secara tidak langsung, Tiara Gateway Pte Ltd, mencakup 49% kepemilikan saham di Mendol Investments Pte Ltd dan 100% kepemilikan ekuitas di Hinako Investments Pte Ltd.

“Keputusan mengenai penutupan ini diambil mengingat perpanjangan waktu penyelesaian transaksi saat ini dan kondisi pasar yang bergejolak yang menyebabkan penarikan rancangan surat edaran mengenai revisi usulan pelepasan yang diserahkan ke Bursa Securities,” kata Landmarks dalam sebuah pernyataan. pengajuan pada hari Jumat.

Pada bulan Oktober 2021, Landmarks mengusulkan untuk mendivestasikan kepemilikannya di Menthol dan Hinako serta tiga perusahaan lainnya dengan nilai gabungan sebesar S$63,5 juta (setara dengan RM196 juta pada saat itu). Saham di SAL.

Kelima perusahaan tersebut beroperasi dan/atau memiliki lahan yang berlokasi di Sil Cove – kota resor tepi laut seluas 52 hektar yang terletak di Treasure Bay Bintan di pulau Bintan, Indonesia, yang dikembangkan oleh Landmarks dan anak perusahaannya. Chill Cove adalah taman eksotis yang mencakup hotel bintang 5, pusat aktivitas, resor berkonsep glamping yang terinspirasi gurun pasir, dan taman laut.

Namun pada Oktober 2022, Landmarks merevisi rencana tersebut dengan hanya memasukkan dua perusahaan, yakni Mendol dan Hinako. Berdasarkan perjanjian yang direvisi, 49% saham Mendol bernilai S$14,48 juta (kemudian RM48,38 juta) dan 100% kepemilikan saham di Hinaco bernilai S$13,68 juta (kemudian RM45,7 juta).

Karena Wakil Presiden Eksekutif, Chief Executive Officer, dan Pemegang Saham Besar Landmark Mark Wei Liang Yee adalah pemegang saham pengendali SAL, transaksi tersebut dianggap sebagai transaksi pihak berelasi.

READ  Petugas polisi yang terlibat penyerbuan di stadion Indonesia sedang diselidiki Berita Pengadilan

Dalam pengajuan hari Jumat, Landmarks mengatakan setelah penghentian proposal yang direvisi, kedua belah pihak dibebaskan tanpa syarat dari segala klaim, tuntutan, kewajiban dan kewajiban berdasarkan kontrak.

Ditambahkannya, pihaknya akan terus menjajaki peluang bagi setiap minat investasi atau mitra strategis untuk berkembang di Treasure Bay Bintan.

Saham Landmarks ditutup turun 1,5 sen atau 4,62% ​​pada 31 sen pada hari Jumat, dengan kapitalisasi pasar RM205,02 juta. Sahamnya telah naik 63,16% year to date.