Pencarian orang hilang terus berlanjut setelah hujan lebat memicu bencana di sebuah desa terpencil di pulau Sulawesi.
Petugas penyelamat Indonesia menggali lumpur dan puing-puing untuk mencari orang hilang setelah tanah longsor menewaskan sedikitnya 23 orang di sebuah tambang emas ilegal di pulau Sulawesi.
Setidaknya 35 orang hilang setelah insiden di pulau tengah, kata seorang pejabat penyelamat pada Selasa.
Ratusan pekerja penyelamat dan helikopter dikirim ke daerah tersebut, sekitar 2.000 km (1.200 mil) sebelah timur ibu kota Jakarta.
Penambangan tanpa izin merupakan hal yang umum terjadi di kepulauan Asia Tenggara yang kaya akan mineral, dimana lokasi-lokasi yang ditinggalkan menarik penduduk setempat untuk berburu sisa bijih emas tanpa peralatan keselamatan yang memadai. Seperempat dari lebih dari 8.600 tambang yang tidak memiliki izin adalah tambang emas.
Tanah longsor melanda sebuah desa terpencil di distrik Bon Polanco di provinsi Corandalo pada hari Minggu, menenggelamkan para penambang dan penduduk di sekitarnya setelah hujan lebat.
Pejabat lembaga penyelamat Aida Bagus Neoman Nura Asrama mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa 66 orang selamat.
Lebih dari 270 orang, termasuk petugas polisi dan tentara, telah dikerahkan sebagai bagian dari operasi pencarian dan penyelamatan selama dua hari terakhir.
Pihak berwenang mengirimkan petugas penyelamat dengan peralatan berat dalam operasi yang terhambat oleh hujan lebat, tanah yang tidak stabil, dan medan hutan yang kasar, kata pejabat penyelamat setempat Abifuddin Ilahudeh.
“Dengan banyaknya orang hilang dan beberapa daerah terpencil masih tidak dapat diakses, jumlah korban tewas bisa meningkat,” kata Ilahude, seraya menambahkan bahwa anjing pelacak sedang dimobilisasi.
Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Abdul Muhari mengatakan hujan di wilayah pegunungan tersebut memicu tanah longsor, jebolnya tanggul, dan membanjiri atap rumah di lima desa di Bone Polanco.
Sekitar 300 rumah terkena dampak dan lebih dari 1.000 orang dievakuasi.
“Para penambang merasakan getaran dan kemudian dalam hitungan detik, area tersebut terkubur. Semua terjadi sangat cepat, bahkan tidak sampai sepuluh detik,” kata Muhari kepada Al Jazeera.
Para pejabat mengatakan 79 penambang sedang menggali emas di tambang tersebut.
Nobri, seorang penambang, mengatakan kepada saluran berita MetroTV bahwa dia terkubur di bawah puing sekitar satu meter (3 kaki) selama sekitar delapan jam sebelum keluar.
Dia dan rekan-rekannya bertahan hidup dengan menghirup udara melalui celah di reruntuhan dan mendapatkan air untuk menghilangkan dahaga, namun terpaksa menunggu penyelamatan, kantor berita Reuters melaporkan.
“Saat kami mencoba keluar, tanahnya berjatuhan kembali,” katanya. “Jadi kami mengundurkan diri, dan kami menunggu bantuan.”
Indonesia sering mengalami tanah longsor, dan risiko ini sering kali diperburuk oleh penggundulan hutan dan penambangan liar skala kecil di daerah-daerah terpencil yang sulit dikendalikan oleh pihak berwenang.
Tanah longsor, banjir, dan runtuhnya terowongan adalah beberapa bahaya yang dihadapi para penambang. Pengolahan bijih emas menggunakan merkuri dan sianida yang sangat beracun.
Kecelakaan besar terakhir yang terkait dengan tambang di negara ini terjadi pada bulan April 2022, ketika tanah longsor menghancurkan tambang emas ilegal di Kabupaten Mandeling Natal, Sumatera Utara, dan menewaskan 12 perempuan.
Pada bulan Mei, tanah longsor dan banjir di provinsi Sulawesi Selatan menewaskan sedikitnya 15 orang, menghanyutkan puluhan rumah dan merusak jalan.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia