Pada tahun 2019, Indonesia dan negara-negara lain di kawasan WHO Asia Tenggara berkomitmen untuk menghilangkan penyakit campak dan rubella pada tahun 2023. Indonesia mencapai penurunan penyakit campak dan rubella secara signifikan pada tahun 2013-2021. Namun pada tahun 2022, kejadian campak dan rubella meningkat secara signifikan dibandingkan tahun 2021, karena pandemi Covid-19 mengganggu layanan pengawasan dan imunisasi sehingga menimbulkan kesenjangan imunitas.
Siswa sekolah dasar di Sulawesi Tengah berpartisipasi dalam kampanye vaksinasi tahun 2022. Kredit: WHO/Iqbal Lubis
Kementerian Kesehatan Indonesia bersama WHO Indonesia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menulis laporan mengenai perkembangannya. KITA. Diterbitkan dalam jurnal Morbidity and Mortality Weekly Report yang ditinjau oleh CDC, laporan tersebut menjelaskan perubahan dalam cakupan vaksin, kejadian penyakit, dan respons terhadap wabah di seluruh negeri. Dibahas pula tantangan dan peluang pencapaian target eliminasi pada tahun 2023.
Para penulis merekomendasikan tindakan segera untuk memulihkan layanan imunisasi, menutup kesenjangan imunitas, dan meningkatkan kualitas pengawasan. Mereka juga menyoroti perlunya kerja sama regional dan global untuk mendukung upaya eliminasi.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia