Desember 22, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Indonesia Pangkas Surplus Perdagangan Akibat Penurunan Ekspor Batubara – Kamis, 17 Februari 2022

Tulbikar Fathur Rahman (Jakarta Post)

Premium

Jakarta
Kamis, 17 Februari 2022

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan surplus perdagangan Januari mencapai US$ 932,9 juta, setengah dari surplus yang dicatat tahun lalu. Surplus sedikit lebih rendah karena impor tumbuh lebih cepat daripada ekspor.

Pada Januari, ekspor tumbuh sebesar 25,31 persen tahun-ke-tahun (yoy) menjadi $19,16 miliar dan impor sebesar 36,77 persen yoy menjadi $18,23 miliar. Pertumbuhan Januari lebih lambat dari Desember untuk ekspor dan impor.

“Neraca perdagangan kami telah melampaui 21 bulan,” Cedio, wakil menteri untuk layanan dan statistik distribusi, mengatakan pada konferensi pers virtual pada hari Selasa.

Sementara para ahli memperkirakan surplus perdagangan turun tahun ini, surplus Januari terjadi pada saat Indonesia memblokir ekspor batu bara untuk melindungi pasokan pembangkit listrik domestik, karena normalisasi harga komoditas.

Baca selengkapnya: Ketika harga komoditas menjadi normal pada tahun 2022, surplus perdagangan akan berkurang

Ekspor batu bara mencapai $1,07 miliar pada Januari, turun 22,59 persen dari tahun sebelumnya. Dari sisi volume, ekspor batu bara turun 61,30 persen.

Akibatnya, ekspor pertambangan tumbuh hanya 3,87 persen pada Januari, sedikit lebih cepat dari pertumbuhan ekspor minyak dan gas.

Ekspor manufaktur, penyumbang terbesar total ekspor, naik 31,16 persen menjadi $ 15,71 miliar pada Januari. Ini adalah ekspor yang tumbuh cepat, diikuti oleh ekspor pertanian, kehutanan dan perikanan.

Dalam hal impor, barang modal, penyumbang terbesar kedua dari total impor, naik 41,94 persen menjadi $ 2,8 miliar pada Januari. Diikuti oleh bahan baku dan barang konsumsi.

Faisal Rachman, ekonom pada menteri perbankan milik negara, mengatakan surplus perdagangan bank lebih dari $ 197,88 juta.

“Kami menegaskan kembali pandangan kami bahwa neraca perdagangan akan menyusut pada 2022 karena impor meningkat. [with] Meski ada pembatasan sementara dari varian Omicron, ekspor terus mempercepat pemulihan ekonomi domestik,” kata Faisal dalam analisis yang dirilis Selasa.

“Perbaikan kegiatan investasi akan meningkatkan permintaan impor bahan baku dan barang modal yang mencapai 90 persen dari total impor.”

Baca cerita lengkapnya

BERLANGGANAN SEKARANG

Rp 55.000 / bulan ke atas

  • Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
  • Surat Kabar Digital Harian E-Post
  • Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
  • Akses khusus ke acara dan program kami
  • Berlangganan buletin kami

Atau biarkan Google mengelola langganan Anda