JakartaProdusen minyak sawit Indonesia dan Malaysia mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka berkomitmen untuk program biodiesel wajib mereka meskipun biaya pakan ternak tinggi untuk mencapai target energi hijau.
Indonesia dan Malaysia menggunakan minyak sawit sebagai campuran biodiesel, dan untuk mengurangi impor bahan bakar diesel di Indonesia mulai awal tahun 2020, biodiesel – senyawa wajib tertinggi di dunia berdasarkan 30% bahan bakar berbasis kelapa sawit – menggunakan B30.
Program BBM berbasis sawit Indonesia “tidak akan berhenti di B30”, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi bisnis virtual.
Dia mengatakan Indonesia sedang mencoba untuk menggunakan minyak sawit di solar, bensin dan bahan bakar jet.
Indonesia saat ini mengoperasikan penerbangan uji coba menggunakan bahan bakar jet yang dicampur dengan minyak sawit dan melakukan berbagai pengujian untuk memproduksi bahan bakar lain, serta merencanakan uji jalan pada 40% bio-konten berbasis kelapa sawit.
“Komitmen penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati akan memotivasi Indonesia untuk mencapai target pencampuran energi konservasi energi (terbarukan) sebesar 23% pada tahun 2025,” kata Airlanga.
Energi terbarukan saat ini merupakan 11% dari bauran energi Indonesia.
Airlangga telah menyerukan kerja sama yang kuat antara negara-negara produsen minyak sawit untuk mengkoordinasikan proyek biodiesel.
Setelah penundaan terkait epidemi, saingannya Malaysia berkomitmen untuk mempertahankan dan memperluas program biodieselnya sendiri, kata menteri industri perkebunan dan komoditas Surida Kamaruddin pada acara yang sama.
“Meskipun harga minyak sawit mahal, pemerintah berkomitmen untuk menjaga rasio pencampuran biodiesel dan berencana untuk memperkenalkan campuran biodiesel yang lebih tinggi seperti P30 nanti,” katanya.
Di tengah lesunya produksi oleh dua produsen terkemuka, pembatasan ekspor Indonesia sebelumnya dan dampak perang di Ukraina, volume minyak sawit Malaysia telah meningkat sekitar 30% sepanjang tahun ini.
Malaysia berencana untuk mengimplementasikan proyek biofuel minyak sawit B20 (20% komponen minyak sawit) secara nasional pada akhir tahun 2022, kata dewan minyak sawitnya pada bulan Januari.
Perintah untuk memproduksi B20 untuk sektor transportasi diperkenalkan pada Januari 2020, namun pergerakan virus corona tertunda karena pembatasan. – Reuters
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia