Daftar sekarang untuk akses gratis tanpa batas ke Reuters.com
SINGAPURA / JAKARTA, 20 Juni (Reuters) – Para pejabat Indonesia berharap untuk mencapai kesepakatan dengan Singapura untuk mengekspor unggas dalam beberapa minggu karena negara kota itu berusaha mencari sumber pasokan alternatif menyusul pembatasan penjualan oleh tetangga lain, Malaysia.
Malaysia menghentikan ekspor unggas bulan ini sampai produksi lokal dan kenaikan biaya mereda, yang selanjutnya menandakan meningkatnya kekurangan pangan global dan masalah rantai pasokan.
Langkah tersebut berdampak besar di Singapura, dengan restoran dan toko jalanan menaikkan harga hidangan nasional praktisnya, nasi ayam. Baca selengkapnya
Daftar sekarang untuk akses gratis tanpa batas ke Reuters.com
Susiwijono Moegiarso, seorang pejabat senior di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, mengatakan para pejabat telah mengadakan “diskusi teknis” dengan Singapura dan berharap ekspor akan dimulai bulan ini.
Food Corporation of Singapore (SFA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “bekerja sama” dengan pihak berwenang Indonesia atas pengakuan negara itu sebagai sumber potensial impor unggas.
Indonesia, negara terbesar dan terpadat di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, saat ini mengalami surplus produksi unggas.
Indonesia memproduksi 55 juta hingga 60 juta unggas per minggu, dengan surplus 15% hingga 20% setelah konsumsi domestik, kata Presiden Asosiasi Peternak Unggas Indonesia Asmat Tawami kepada Reuters.
Ekspor ke Singapura diperkirakan membutuhkan antara 3,6 juta hingga 4 juta unggas per bulan, yang akan membantu menutup kesenjangan tersebut, kata Tawami.
Tawami mengatakan Singapura ingin mengimpor unggas hidup untuk mengoperasikan rumah potong hewan domestik mereka, dan produsen Indonesia lebih memilih untuk mengekspor ayam potong karena mereka tidak memiliki pengalaman dalam produksi unggas langsung.
“Kami berharap dalam dua minggu ke depan sudah ada realisasi. Kalau harus menunggu berbulan-bulan, kami akan kehilangan momentum,” kata Tawami.
Malaysia pekan lalu mencabut sebagian larangan ekspor ayam premium tertentu.
Namun larangan ekspor ayam broiler komersial – yang merupakan sebagian besar impor unggas Singapura dari Malaysia – dan jenis produk unggas lainnya akan terus berlanjut.
Harga ayam, salah satu sumber protein termurah di Malaysia, telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena meningkatnya kekurangan pakan ternak global yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina mengganggu produksi.
Daftar sekarang untuk akses gratis tanpa batas ke Reuters.com
Ed Davis Penyuntingan Laporan oleh Sen Lynn di Singapura dan Bernadette Christina Munde di Jakarta
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia