Indonesia PT Telkom mewakili Indonesia, operator negara, sedang menciptakan metaverse sendiri yang disebut “MetaNesia” untuk mempromosikan perusahaan lokal yang bersaing dengan layanan asing.
Ini adalah salah satu upaya terbaru Indonesia untuk merebut kendali Internet dari Google dan Meta.
“Sementara Indonesia memiliki pasar, jangan sampai negara lain menciptakan dunia baru dengan sistem pembayarannya sendiri,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Eric Tohir dalam keterangannya. “Kalau begitu kami akan menyesal.”
Menanggapi delegasi tersebut, PT Telkom Indonesia memimpikan Metanesia sebagai dunia digital yang memungkinkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk memamerkan produk atau layanan mereka secara setara.
PT Telkom Indonesia bertujuan untuk membuat platform multi-layanan untuk acara seperti Konser Metaverse dan Metaverse Mall dengan toko, layanan, dan hiburan. Akhir tahun ini, perusahaan milik negara berharap untuk meluncurkan pasar non-fungible token (NFT), pertemuan online dan acara yoga dan e-sports di Second Life World.
Kepemilikan Cryptocurrency menurut negara. Sumber: Gemini
“Laporan Global State of Crypto” terbaru dari Gemini, yang mensurvei 20 negara, menemukan bahwa 41% orang Indonesia berusia antara 18 dan 75 tahun memiliki aset kripto dengan pendapatan tahunan lebih dari $14.000. Selain itu, 61% responden Indonesia setuju dengan gagasan bahwa kripto adalah masa depan uang, Gemini dikatakan.
MetaNesia Indonesia benar-benar menangkap semangat Indonesia dan metaverse. Tidak hanya tidak menggantikan kenyataan, tetapi juga bertujuan untuk mempromosikan kesetaraan, inklusi dan akses.
Namun, PT Telkom Indonesia perlu merencanakan dengan matang untuk benar-benar mencapai dunia ideal ini.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia