Titi Anggraini, anggota dewan penasihat Persatuan Pemilu dan Demokrasi Indonesia (Perludem), mengatakan meskipun penghitungan cepat menggunakan sampel, namun dilakukan “secara ilmiah”.
“Penghitungan cepat sudah dilakukan [in Indonesia] “Sejak tahun 2004, hasil yang dipublikasikan oleh lembaga hitung cepat yang bertanggung jawab selama ini tidak jauh berbeda dengan hasil KPU yang akan diumumkan 35 hari setelah penghitungan suara di TPS,” kata DD kepada Al Jazeera. Komisi Pemilihan.
Titi, yang juga dosen hukum tata negara tidak tetap di Universitas Indonesia, mengatakan para pemilih di tanah air “masih menginginkan kepemimpinan dari orang-orang yang digambarkan berkomitmen dan melayani masyarakat”.
“Keduanya akan terlihat pada Prabowo yang berlatar belakang militer, putra Jokowi, Gibran,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Didi mengatakan, bantuan sosial atau yang dikenal dengan banzos dan berbagai program kerakyatan membuat pemilih akar rumput “merasa perlu memilih Prabowo-Kibran”.
“Prabovo disukai karena dinilai sebagai pemimpin yang gigih dan nasionalis. Sedangkan Gibran adalah anak Jokowi yang sudah banyak berkorban. [levels of] Oleh karena itu, Banzos dipandang sebagai sosok yang sangat peduli terhadap sesama,” kata Diti.
“Bansos sangat mempengaruhi preferensi masyarakat dan menimbulkan kekhawatiran tidak akan berlanjut jika tidak memilih Prabowo-Kibran,” imbuhnya.
“Juga banyak menteri yang menyatakan mendapat bansos dari Jokowi dan masyarakat patut berterima kasih kepada Jokowi.”
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia