Baht Thailand dan rupiah Indonesia melemah di antara mata uang negara berkembang Asia pada hari Senin, dengan dolar menguat di tengah prospek suku bunga AS yang akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan kenaikan harga minyak mentah terhadap negara-negara pengimpor minyak.
Baht turun sebanyak 0,6 persen menjadi 36,785 per dolar, berada di jalur menuju hari terburuknya sejak 3 Agustus, karena kenaikan harga minyak, kekhawatiran terhadap melebarnya defisit fiskal karena belanja yang lebih tinggi oleh pemerintahan baru Thailand dan lemahnya data perekonomian.
“Stimulus fiskal sebesar ini akan merangsang inflasi sampai batas tertentu, terutama jika dibarengi dengan pemulihan pariwisata yang berkelanjutan dan perubahan positif dalam siklus perdagangan global,” kata analis di HSBC dalam sebuah catatan.
“Jika stimulus ini mendorong CPI inti lebih jauh dari perkiraan BoT (Bank of Thailand) pada tahun 2024, BoT berisiko melanjutkan siklus pengetatannya.”
Analis di Maybank melihat dukungan untuk mata uang tersebut di 37,07 dan resistensi di 36,00 untuk baht – yang kehilangan 2,7 persen pada kuartal September dan turun hampir 6 persen sepanjang tahun ini.
Sementara itu, indeks saham acuan Thailand menguat 0,4 persen, setelah berbalik arah dari penurunan 0,7 persen pada hari sebelumnya. Saham-saham Thailand menjadi yang terburuk di kawasan ini, dengan indeks turun 11,6 persen sepanjang tahun ini.
Di tempat lain, rupiah melemah 0,45 persen menjadi 15.520,00, mendekati level terendah sejak 11 Januari, sementara saham menguat 0,3 persen.
Inflasi tahunan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini turun menjadi 2,28 persen pada bulan September, sejalan dengan perkiraan pasar dan berada di kisaran target bank sentral yang lebih rendah, menurut data.
Ringgit Malaysia dan dolar Singapura masing-masing turun 0,2 persen, sedangkan peso Filipina sebagian besar tidak berubah.
Saham-saham di kawasan ini turun tajam, dengan indeks acuan berada di Manila, Singapura, dan Seoul.
Pasar Asia kini menantikan data ekonomi untuk sisa minggu ini, termasuk data inflasi dari Filipina dan Thailand serta keputusan kebijakan moneter Reserve Bank of India pada akhir pekan ini.
Sementara itu, pasar di Tiongkok dan India tutup karena hari libur.
Diposting oleh:
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia