Secara tradisional dianggap sebagai tujuan umroh dan haji, Arab Saudi menjadi semakin populer sebagai tujuan liburan di kalangan wisatawan Indonesia yang mencari pengalaman perjalanan, menurut pengamatan ekspatriat Indonesia.
Yento Sen, CEO Destination Tour Indonesia, melihat permintaan dari Arab Saudi meningkat tahun lalu, dengan wisatawan non-Muslim yang ingin menjelajahi destinasi baru. Dia menceritakan bahwa sebagian besar pelanggan “tertarik dan bersemangat melihat hal-hal” yang mereka dengar tentang Arab Saudi, seperti cerita tentang tinggal di gurun dan 1.001 malam.
Destination Tour Indonesia mengirimkan grup pertama Indonesia sebanyak 15 orang ke kerajaan tersebut pada bulan Februari lalu, dengan pemesanan grup dibuka hingga akhir tahun.
Rencana perjalanan enam hari mencakup tempat-tempat seperti Istana Shubra, Taman Arrudof, Kota Tua Jeddah, Harat Viewpoint, Elephant Rock, dan Benteng Al Masmaq – dengan rencana untuk memperluas program hingga mencakup Laut Merah dan banyak lagi. Tujuan Perjalanan menuju tahun 2025
Melihat tren positif tersebut, Yento yakin Arab Saudi akan menjadi destinasi panas pada tahun 2025, terutama “pertumbuhan produk pariwisata yang sebagian besar adalah premium,” tambahnya.
Senada dengan itu, juru bicara Golden Rama Tours & Travel, Ricky Hilton, melihat Arab Saudi sebagai tujuan baru dengan potensi pariwisata yang besar karena ia telah menerima banyak pertanyaan dari pelanggan prioritas yang mencari pengalaman perjalanan.
Ia mengatakan: “Wisatawan di pasar-pasar ini tertarik dengan daya tarik eksotis Arab Saudi dan jaringan hotel mewah yang telah menandai merek mereka di sana.”
Tren yang berkembang ini mendorong Golden Rama Tours & Travel mengembangkan paket baru untuk liburan olahraga seperti golf dan aktivitas petualangan ringan seperti trekking, paralayang, dan menunggang kuda.
Ricky mengatakan pengembangan resor pegunungan mewah Souda Peaks dan Kepulauan Sheibara merupakan beberapa atraksi yang dapat memenuhi keinginan pelanggannya akan kemewahan dan permata tersembunyi, seraya menambahkan bahwa fasilitas bebas visa selama empat hari untuk transit di Saudi juga akan membantu. agen. Dan untuk mengembangkan bisnisnya.
“Kami dapat membuat paket Eropa dan Saudi – ini bisa menjadi tur opsional karena menawarkan lebih banyak tempat dan pengalaman kepada pelanggan,” katanya.
Namun, meski Arab Saudi telah menjadi topik hangat di pasar premium, masih diperlukan informasi lebih lanjut tentang negara tersebut sebagai tujuan wisata, menurut direktur Aviatour Geoffrey Turjanto. Masih banyak pertanyaan mengenai tempat apa saja yang terletak di luar Mekah dan Madinah.
Jeffrey menyerukan kerja sama yang lebih erat antara kantor NTO di Jakarta dan agen perjalanan keluar Indonesia.
Sementara itu, Pauline Suharno, Managing Director Elok Tour, berharap Otoritas Pariwisata Saudi akan mempromosikan destinasi tersebut melalui road show, travel mart atau travel fair untuk meningkatkan kesadaran terhadap destinasi wisata tersebut.
Ia juga menekankan perlunya pemerintah Arab Saudi dan mitra bisnis pariwisata untuk melatih agen perjalanan Indonesia agar lebih memahami industri pariwisata negaranya, termasuk daya tarik dan penawarannya, sehingga mereka akan lebih siap untuk mendorong produk pariwisata Arab Saudi ke masa depan. . Wisatawan, khususnya wisatawan non-Muslim.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia