Tidak banyak referensi mengenai kerja sama Indonesia dengan negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Meskipun Islam memainkan peran penting dalam tatanan sosial-budaya kedua belah pihak dan baik Indonesia maupun negara-negara Asia Tengah memiliki potensi sumber daya alam yang serupa (dalam bidang energi, mineral dan pertanian), terdapat tantangan dalam memperkuat hubungan karena besarnya jarak geografis antara kedua belah pihak. dua. kawasan, lemahnya ikatan dan konektivitas ekonomi, serta ketidakstabilan politik di beberapa negara Asia Tengah. Selain itu, dan yang terpenting, prioritas kebijakan luar negeri kedua belah pihak saat ini condong ke arah kerja sama yang lebih mendalam dengan negara-negara besar (misalnya AS, Tiongkok, dan Rusia).
Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan seluruh negara Asia Tengah sejak tahun 1992, setelah bubarnya Uni Soviet dan kemerdekaan. Namun hingga saat ini, hanya Kazakhstan dan Uzbekistan yang memiliki kedutaan besar Indonesia di ibu kotanya. Kedutaan Besar Indonesia di Kazakhstan, Uzbekistan dan Iran masing-masing diakreditasi ke Tajikistan, Kyrgyzstan dan Turkmenistan.
Di bidang ekonomi, langkahlah Basis Data Statistik ASEANTotal perdagangan dua arah antara Indonesia dan negara-negara Asia Tengah pada tahun 2023 berjumlah sekitar $498 juta, atau kurang dari 15 persen perdagangan antara Indonesia dan Rusia. Kazakhstan merupakan penyumbang investasi asing langsung (FDI) terbesar ke Indonesia dari Asia Tengah pada tahun 2022, yang nilainya hanya $190.000. Kurangnya perjanjian kerja sama penerbangan langsung dan logistik telah menjadi salah satu hambatan utama dalam memperdalam hubungan perdagangan dan investasi.
Dari segi budaya, kedatangan wisatawan dari negara-negara Asia Tengah ke Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan berjumlah sekitar 4.400 – meningkat signifikan dari 725 kedatangan pada tahun 2021. Namun angka tersebut terbilang rendah dibandingkan kedatangan wisatawan asal China dan Rusia. Misalnya pada tahun 2022 masing-masing sebesar 144.000 dan 74.000. Meskipun prospek kerja sama Indonesia-Asia Tengah di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya saat ini tampaknya kurang menjanjikan, kemajuan telah dicapai dalam dekade terakhir dalam memperkuat hubungan bilateral. Telah terjadi pertukaran kunjungan tingkat tinggi antara Pemerintah dan Parlemen untuk lebih memahami prioritas kebijakan masing-masing. Seorang kepala negara Indonesia terakhir kali mengunjungi Asia Tengah pada tahun 2013 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Kazakhstan. Kazakhstan, Uzbekistan, dan Kyrgyzstan juga mendukung Indonesia. Pencalonan di kancah internasionalSeperti Organisasi Maritim Internasional, UNESCAP dan UNECOSOC.
Sejumlah Memorandum of Understanding (MoU) telah ditandatangani antara pihak swasta kedua belah pihak, seperti Nota Kesepahaman Kerjasama kedua belah pihak, terkait perdagangan dan investasi. Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan Kazakhstan Pada tahun 2013. Kedua belah pihak berbagi potensi ekonomi pada komoditas seperti seng, besi dan baja, mesin, peralatan dan kopi. Di bidang sosial budaya, pelajar asal Kazakhstan, Uzbekistan dan Kyrgyzstan telah mengikuti program beasiswa Indonesia sejak tahun 2015 untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. Indonesia pun sudah mengaturnya. Karyawisata Sepuluh agen perjalanan Uzbekistan dan dua Kyrgyzstan ke Bali pada tahun 2019 untuk mendorong lebih banyak wisatawan dari kedua negara.
Mempertimbangkan kemajuan hubungan bilateral dan potensi kerja sama ekonomi, sosial budaya, dan politik yang lebih kuat antara Indonesia dan negara-negara Asia Tengah, pemerintah Indonesia dapat mengambil beberapa langkah. Langkah pertama adalah mempercepat negosiasi perjanjian transportasi udara dengan negara-negara Asia Tengah yang mengizinkan penerbangan langsung. Misalnya saja Kazakhstan yang merupakan penyumbang FDI terbesar ke Indonesia dari Asia Tengah dan sudah memiliki penerbangan langsung ke Malaysia dan Thailand. Keberhasilan perjanjian serupa dengan Uzbekistan memungkinkan terjadinya perjanjian tersebut Penerbangan langsung Tashkent-Jakarta pada tahun 2019 Dan hubungan baik antar pedagang di kedua belah pihak akan menjadi tolak ukur yang baik. Pertemuan Pertama Indonesia-Asia Selatan dan Tengah (INASCA) forum bisnis yang akan diadakan pada bulan Oktober 2024 juga berfungsi sebagai inisiatif tepat waktu untuk membina kerja sama antara bisnis kedua belah pihak.
Kedua, di bidang sosial budaya, menyelenggarakan acara olahraga bersama, dan lain-lain Pengak Silat Turnamen (Seni Bela Diri Indonesia) yang diselenggarakan di Uzbekistan pada tahun 2019 bekerja sama dengan Federasi Olahraga yang diikuti sekitar 300 peserta dari seluruh negara Asia Tengah ini akan menjadi pengenalan budaya Indonesia di masa depan.
Terakhir, di bidang politik, baik negara-negara Asia Tengah maupun Asia Tenggara bergulat dengan pengaruh negara-negara besar seperti Rusia dan Tiongkok. Oleh karena itu, hubungan yang lebih erat antara Asia Tengah dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), di mana Indonesia memainkan peran kuncinya, akan memungkinkan pertukaran pengalaman di tengah persaingan negara-negara besar saat ini.
Meskipun terdapat tantangan dalam hubungan Indonesia-Asia Tengah, terutama karena jarak geografis dan lemahnya konektivitas, dengan kemauan politik yang baik, kedua belah pihak dapat memanfaatkan kemitraan yang kuat yang akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan komunitas bisnis mereka.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia