JAKARTA, 9 Agustus (Reuters) – Anggota parlemen Indonesia pada Selasa mendesak pemerintah untuk memperketat aturan tentang penjualan batu bara domestik di tengah kekhawatiran bahwa para penambang akan memilih untuk membayar denda daripada menjual seperempat dari hasil produksi mereka kepada produsen listrik lokal.
Komite energi parlemen bertemu selama reses pada hari Selasa karena eksportir batubara termal terbesar dunia khawatir akan terulangnya krisis pasokan domestik akhir tahun lalu yang menghentikan ekspor selama berminggu-minggu pada Januari, memicu kepanikan di antara pembeli asing. Baca selengkapnya
Indonesia memberlakukan apa yang disebut kewajiban pasar domestik (DMO), di mana penambang harus menjual 25% dari produksi mereka di darat, dengan harga $70 per ton ke produsen listrik dan $90 ke industri lokal.
Daftar sekarang untuk akses gratis tanpa batas ke Reuters.com
Perusahaan listrik negara Perusahan Listrik Negara (PLN) memiliki lebih dari 4,5 juta ton cadangan batu bara, tetapi kepala eksekutifnya Dharmawan Prasodjo mengatakan kepada penyelidikan bahwa pasokan berkurang karena meningkatnya permintaan listrik.
“Jika ini terus berlanjut, kita mungkin melihat krisis lagi,” kata Dharmawan.
Menteri Energi Arifin Tasrif mengakui risiko masalah pasokan lokal karena kesenjangan yang besar antara harga domestik yang diatur dan harga yang dibayar oleh pembeli luar negeri.
“Ada kecenderungan untuk menghindari kontrak dengan industri dalam negeri,” kata Arifin kepada grup.
Harga patokan batubara Indonesia telah berada di atas $70 per ton sejak Januari 2021, tetapi naik menjadi $321,59 per ton bulan ini karena perang di Ukraina memperburuk krisis pasokan energi.
Anggota parlemen juga mendesak pihak berwenang untuk meninjau tingkat denda yang dikenakan karena kegagalan memenuhi DMO dan membentuk badan untuk membantu PLN mengamankan pasokan batubara dan mengumpulkan pajak.
“Kita perlu meninjau kembali mengapa bisnis membayar denda daripada memenuhi kewajibannya, pasti ada yang salah di sini,” kata legislator Diya Noorvidasari.
Persediaan PLN yang semakin menipis menjadi peringatan bagi pemerintah untuk bertindak cepat, kata anggota parlemen lainnya, Tony Mariadi Okon.
Dihubungi oleh Reuters, pejabat Serikat Penambang Batubara Indonesia Hendra Sinadia mengatakan anggota dengan kontrak dengan PLN berkomitmen untuk memenuhi persyaratan dan serikat pekerja tidak dapat mengomentari kepemilikan batubara PLN secara keseluruhan.
Daftar sekarang untuk akses gratis tanpa batas ke Reuters.com
Pelaporan oleh Francisca Nango; Diedit oleh Martin Petty
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia