Desember 23, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

UEA dan Indonesia menandatangani MoU

UEA dan Indonesia menandatangani MoU

Menurut Yang Mulia Mohamed Hassan Alsuwaidi, perjanjian tersebut akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan meningkatkan kapasitas pusat data, membuka peluang untuk membangun masa depan yang sejahtera dengan fasilitas baru.

Menurut Eric Tohir, MoU ini akan mempercepat pembangunan infrastruktur ekonomi digital Indonesia, mempertajam fokus strategis teknologi digital yang diimpikan oleh Presiden Joko Widodo dan dilaksanakan oleh pemerintahannya.

Abu Dhabi, Uni Emirat Arab: Kementerian Investasi Uni Emirat Arab dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), yang meletakkan dasar bagi investasi untuk mendorong ekonomi digital.

MoU tersebut ditandatangani oleh Menteri Investasi Uni Emirat Arab, Yang Mulia Mohammed Hassan Alsuwaidi, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia, Yang Mulia Eric Tohir.

Perjanjian tersebut bertujuan untuk menyusun kerangka kerja sama investasi di bidang infrastruktur digital, dengan fokus khusus pada proyek pusat data di Indonesia. Total kapasitas pusat data yang didirikan berdasarkan MoU ini dapat mencapai hingga 1.000 MW.

Pusat data, yang merupakan bagian penting dari infrastruktur ekonomi digital, memberikan pilihan yang aman bagi perusahaan untuk menyimpan data penting dan menjalankan aplikasi, dan telah menjadi prioritas bagi Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki ekonomi digital yang berkembang pesat yang didorong oleh menjamurnya perusahaan rintisan (start-up). Saat ini, terdapat lebih dari 60 pusat data bervolume tinggi di negara ini, dan pasar pusat data lokal diperkirakan akan mengalami tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 14 persen antara tahun 2023 dan 2028.

Membina kemitraan antara sektor publik dan swasta di UEA dan Indonesia merupakan area fokus dalam perjanjian tersebut. Kedua negara akan menjajaki berbagai bentuk kerja sama berdasarkan MoU, termasuk kemitraan investasi, kerja sama penelitian kebijakan, pengembangan sertifikasi, inovasi, serta penelitian dan pengembangan.

Menteri Investasi UEA, Yang Mulia Mohammed Hassan Al Suwaidi, mengatakan: “Perjanjian ini menggarisbawahi hubungan yang mendalam antara negara-negara kita dan merupakan bukti komitmen UEA untuk bekerja sama dengan negara-negara di sektor-sektor yang menjanjikan seperti ekonomi digital. Kami berkomitmen untuk mendukung dan mempercepat seluruh upaya pembangunan Indonesia, dan perjanjian ini akan berkontribusi pada peningkatan kapasitas pusat data, dengan fasilitas baru yang menjanjikan akan membuka peluang yang akan memperkuat jalan negara dalam membangun masa depan yang sejahtera.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Yang Mulia Eric Tohir menyampaikan kepemimpinan Indonesia di bidang data center di kawasan Asia Tenggara. Salah satu proyeknya adalah mempromosikan PT Telkom Indonesia (Persero) atau Telkom, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, menjadi pemimpin data center di Asia Tenggara.

“Telkom berinvestasi secara optimal untuk memastikan pusat datanya mendukung perekonomian digital Indonesia, salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Telkom juga fokus di bidang infrastruktur, salah satunya Mitratel yang sudah IPO dan merupakan IPO terbesar di pasar saham untuk subkategori tersebut,” kata Eric.

Kerja sama dengan Uni Emirat Arab ini, menurut Eric, akan mempercepat pembangunan infrastruktur ekonomi seiring dengan penajaman fokus strategis teknologi digital yang diterapkan.

MoU ini dibangun atas dasar hubungan bilateral yang kuat antara UEA dan Indonesia. Volume perdagangan kedua negara diperkirakan mencapai sekitar US$5 miliar pada tahun 2022, meningkat sekitar 20 persen dari US$4 miliar pada tahun sebelumnya. Setelah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif UEA-Indonesia (CEPA), yang mulai berlaku pada September 2023, perdagangan bilateral tahunan diperkirakan meningkat hingga US$10 miliar selama lima tahun ke depan.