Desember 22, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Indonesia dan Australia menandatangani MoU untuk meningkatkan kerja sama EV

Indonesia dan Australia menandatangani MoU untuk meningkatkan kerja sama EV

Pada 23 November 2023, Indonesia dan Australia secara resmi mengumumkan kerja sama di industri kendaraan listrik (EV). Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani di Jakarta.

MoU yang ditandatangani bersama oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Erik Tohir, dan Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Australia, Ed Husick, dirancang untuk membuka peluang dalam rantai pasokan kendaraan listrik global.

Perhatian khusus diberikan pada komponen utama seperti pemrosesan litium dan nikel, yang dianggap sebagai bahan penting dalam baterai kendaraan listrik dan industri terkait. Selain itu, kedua negara ingin berpartisipasi dalam upaya penelitian ilmiah bersama dan mengembangkan hubungan bisnis-ke-bisnis yang baru.

Temukan dukungan bisnis

MoU ini bukan merupakan upaya yang berdiri sendiri, namun merupakan kelanjutan dari upaya diplomasi yang lebih luas antara Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Hal ini berakar pada kesepakatan sebelumnya antara kedua pemimpin. Hal ini merupakan hasil nyata dari Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia senilai AU$200 juta, sebuah inisiatif bersama berwawasan ke depan yang diluncurkan pada tahun 2022.

Apa saja bagian utama dari MoU?

MoU antara Indonesia dan Australia mencakup bidang-bidang strategis utama, selaras dengan tujuan dan tantangan bersama dalam industri kendaraan listrik. Ini termasuk (namun tidak terbatas pada):

  • mengurangi Ketergantungan dan Promosi Diversifikasi Fokus utama MoU ini adalah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada investasi dan sumber daya Tiongkok, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Pada saat yang sama, Australia bertujuan untuk mendapatkan pijakan di bidang manufaktur baterai.
  • Memetakan EV distributor rantai: Menteri Perindustrian Australia Ed Husick menekankan pemetaan kolaboratif rantai pasokan kendaraan listrik. Inisiatif ini penting bagi kedua negara untuk mendapatkan wawasan tentang jaringan produksi yang kompleks, mengembangkan efisiensi dan pengambilan keputusan strategis.
  • Bekerja sama Baru pemrosesan dan Produksi Metode: Berdasarkan deklarasi yang dibuat pada upacara penandatanganan, Indonesia dan Australia akan menggabungkan keahlian mereka dan berupaya berkontribusi pada pengembangan teknologi mutakhir, memastikan daya saing di pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat.
  • Didukung oleh Indonesia Penting mineral distributor Rantai: Khususnya, cadangan nikel Indonesia yang berlimpah, yang telah menarik investasi asing dalam jumlah besar dari perusahaan-perusahaan besar seperti Vale di Brasil, Singshan di Tiongkok, Hyundai di Korea Selatan, dan CATL di Tiongkok, memainkan peran besar dalam produksi nikel global.
  • mitigasi Tantangan dan mengembang Investor Dasar: MoU ini juga berfungsi sebagai respon strategis terhadap tantangan yang dihadapi Indonesia, Terutama di pasar EV AS. Itu UU Inflasi Pembatasan di AS disebabkan oleh masalah lingkungan dan peran dominan Tiongkok dalam lini tengah nikel di Indonesia. Usaha patungan dengan Australia bertujuan untuk memperluas basis investor di luar Tiongkok dan dipandang sebagai metode diversifikasi untuk mengurangi tantangan di pasar kendaraan listrik global.
  • Memajukan ESG penilaian dan mendukung Ekspor: Kerja sama kedua negara berpotensi meningkatkan rating Environmental, Social and Governance (ESG) Indonesia. Selain itu, MoU ini diharapkan dapat memperkuat produksi mineral-mineral penting, terutama yang ditujukan untuk ekspor ke negara-negara maju, sejalan dengan tujuan yang lebih luas yaitu penggunaan sumber daya yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Outlook Industri Kendaraan Listrik di Indonesia

Indonesia menunjukkan arah yang ambisius industri kendaraan listrik, bertujuan untuk menjangkau 2,5 juta pengguna EV pada tahun 2025. Namun, data pasar saat ini menunjukkan bahwa perubahan signifikan pada kebiasaan konsumen mungkin memerlukan waktu lebih lama. Pada bulan Agustus, jumlah kendaraan listrik kurang dari satu persen dari seluruh mobil yang ada di jalanan Indonesia, dengan 15.400 penjualan mobil listrik tahun lalu dan sekitar 32.000 sepeda motor listrik, menurut laporan Reuters.

Temukan dukungan bisnis

Meskipun perkiraan pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan yang pesat, pasar mengalami perubahan sikap secara bertahap. Khususnya di Jakarta Barat, dealer mobil PT Prima Wahana Auto Mobil mengalami lonjakan penjualan kendaraan listrik. Semakin banyak pelanggan yang memilih kendaraan seperti Wooling Air EV, seringkali sebagai pilihan kedua dibandingkan mobil konvensional.

Pendekatan adopsi yang hati-hati ini dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan infrastruktur kendaraan listrik, fasilitas pengisian daya, layanan purna jual, dan faktor penting dalam jangkauan kendaraan listrik. Kekhawatiran mengenai biaya dan keterbatasan daya baterai pada awalnya mungkin menghambat adopsi kendaraan listrik secara luas, namun Indonesia tetap tangguh dalam mengejar keunggulan kendaraan listrik.

Selain adopsi konsumen, Indonesia memiliki ambisi yang lebih besar – memposisikan diri sebagai pusat utama dalam rantai pasokan kendaraan listrik global. Sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara dan pusat manufaktur terbesar kedua di kawasan ini setelah Thailand, Indonesia memiliki posisi strategis untuk memainkan peran penting dalam lanskap mobilitas listrik yang sedang berkembang.

Implikasi Nota Kesepahaman terhadap Industri EV di Indonesia

MoU yang ditandatangani baru-baru ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap dinamika industri kendaraan listrik di Indonesia. Salah satu implikasi utamanya adalah keselarasan strategis dengan tujuan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada investasi dan sumber daya Tiongkok. Pada saat yang sama, tujuan Australia untuk menguasai sektor manufaktur baterai melengkapi ambisi Indonesia.

Sementara itu, cadangan nikel Indonesia, mineral utama produksi kendaraan listrik, merupakan poin penting dari MoU tersebut. Dengan memanfaatkan investasi asing dari para pemangku kepentingan utama, posisi strategis ini semakin memperkuat peran Indonesia sebagai kontributor utama produksi nikel global.

Terakhir, dampak dari MoU ini tidak hanya mencakup wilayah dalam negeri dan sejalan dengan tujuan Indonesia yang lebih luas, yaitu penggunaan dan praktik sumber daya yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

tentang kami

Disiapkan oleh Pengarahan ASEAN Desan Shira & Rekan. Perusahaan ini melayani investor asing di seluruh Asia dan memiliki kantor di seluruh ASEAN Singapura, Hanoi, Kota Ho Chi MinhDan Da Nang Selain itu, di Vietnam Jakarta, di Indonesia. Kami juga memiliki perusahaan mitra MalaysiaItu FilipinaDan Thailand Serta praktik kami Cina Dan India. Silakan hubungi kami di [email protected] atau kunjungi situs web kami www.dezshira.com.