12 jet tempur Mirage 2000-5 yang dibeli dari Qatar masih memiliki sisa waktu terbang 70%, kata Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto.
“Mirage 2000-5 memiliki umur 15 tahun lagi. [with the Indonesian Air Force]Waktu terbangnya baru sekitar 30%,” kata Prabowo dalam konferensi pers di Bandara Halim Pertanakusuma, Jakarta. Antara berita.
Angkatan Udara Emirati Qatar (QEAF) awalnya memperoleh varian superioritas udara dari jet tempur Mirage 2000-5 milik Dassault Aviation. Pesawat tempur itu memiliki umur badan pesawat sekitar 5.000 jam, yang berarti pesawat Qatar telah terbang 1,50 jam. Waktu penerbangan rata-rata selama 25 tahun layanan mereka.
Qatar akan memasok 9 pesawat satu kursi dan 3 kursi dua kursi ke Indonesia dengan harga $797 juta (€733 juta).
Dalam dua tahun terakhir, Qatar telah mengumpulkan backlog pesawat tempur yang mengesankan, memesan 24 jet tempur Dassault Rafale, 24 Eurofighter Typhoon, dan 36 Boeing F-15QA.
Berikutnya dari jet tempur Dassault
Akuisisi unit Prabowo 12 Mirage 2000-5 dari Qatar merupakan solusi sementara untuk memastikan kesiapan tempur TNI Angkatan Udara di saat banyak jet tempur yang ada mengalami pembaruan, pemeliharaan, dan perbaikan. Selain itu, pengiriman pesawat Rafale yang dipesan langsung dari Dassault Aviation diperkirakan tidak akan dilakukan sebelum tahun 2026.
“Sementara kita menunggu kedatangan jet tempur Rafale, kita membutuhkan pesawat tempur interim yang bisa segera dikerahkan,” jelas Prabowo.
Pada tahun 2025, 12 unit Mirage 2000-5 akan dioperasikan oleh Wing Fighter 1 TNI Angkatan Udara di Pangkalan Udara Subadio di Pontianak di pantai barat negara itu.
Penambahan Mirage akan memberi pilot dan teknisi Indonesia kesempatan untuk membiasakan diri dengan pesawat Dassault saat mereka bertransisi dari jet tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 Rusia.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia