(c) Hak Cipta Thomson Reuters 2023
JAKARTA (Reuters) – Indonesia memperkirakan kondisi kekeringan parah akibat dampak pola cuaca El Nino, ancaman panen dan risiko kebakaran hutan, kata kepala badan cuacanya, Selasa.
“Melihat data yang kita miliki, El Nino akan dimulai pada bulan Juni dan akan mempengaruhi hampir seluruh Indonesia dan akan memburuk hingga September,” kata Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, BMKG.
Dia mengatakan pada konferensi pers bahwa El Nino akan menyebabkan kekeringan parah di pulau-pulau utama Indonesia, dengan beberapa hujan hilang atau hanya 30% dari normal.
“Ini akan mengurangi ketersediaan air tanah yang berdampak pada pertanian dan irigasi, gagal panen, dan kebakaran hutan,” kata Duvigorita, mendesak para pemangku kepentingan untuk bersiap memitigasi risiko, termasuk penggunaan teknologi modifikasi cuaca.
“Kita harus sangat berhati-hati,” katanya.
Menurut Bank Dunia, Indonesia mengalami kebakaran hutan dahsyat pada tahun 2019 yang menyelimuti negara dan kawasan dalam kabut dan menyebabkan kerugian ekonomi sekitar $5,2 miliar di delapan provinsi yang terkena dampak.
Tanda-tanda awal dari cuaca yang lebih panas dan kering yang disebabkan oleh El Niño mengancam produsen makanan di seluruh Asia, dengan produksi minyak kelapa sawit dan beras kemungkinan akan menurun di Indonesia dan Malaysia – yang memasok 80% minyak kelapa sawit dunia – dan di Thailand, menurut para analis.
(Laporan Devi Kurniawati; Editing Martin Petty)
Penafian: Laporan ini dihasilkan secara otomatis dari layanan berita Reuters. ThePrint tidak bertanggung jawab atas isinya.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia