JAKARTA (Reuters) – Surplus perdagangan Indonesia pada bulan Maret menyempit dari bulan-bulan sebelumnya, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan, karena ekspor melemah di tengah harga komoditas dan impor yang moderat dan negara mayoritas Muslim menjalankan bulan puasa.
Rata-rata 11 ekonom dalam survei mengatakan surplus perdagangan turun menjadi $3,99 miliar di bulan Maret dari $5,48 miliar di bulan Februari.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini membukukan surplus perdagangan setiap bulan sejak pertengahan 2020, membukukan surplus yang lebih tinggi karena harga komoditas global naik setelah pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022.
Namun, ekonom mengatakan surplus bulanan mungkin menyusut tahun ini karena harga beberapa komoditas turun dan permintaan impor meningkat.
Ekonom dalam survei memperkirakan ekspor Maret turun 15,00% dari bulan yang sama tahun lalu, karena efek dasar yang lebih tinggi, yang akan menjadi kontraksi ekspor tahunan pertama sejak Oktober 2020. Ekspor tahun ke tahun tumbuh sebesar 4,51% di bulan Februari.
Impor bulan Maret turun 14,45% tahun ke tahun dan berkontraksi 4,32% di bulan Februari.
Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman memperkirakan surplus sebesar $2,3 miliar pada bulan Maret, dengan mempertimbangkan kemungkinan kenaikan impor dari negara-negara Asia dan harga komoditas yang lebih lemah setelah Tahun Baru Imlek.
Ekonom Menteri Bank Faisal Rachman mencatat permintaan impor Indonesia akan lebih tinggi di bulan Maret seiring dengan dimulainya bulan puasa Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri di bulan April.
Jajak pendapat terpisah Reuters menunjukkan para ekonom dengan suara bulat mengharapkan bank sentral Indonesia untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan minggu depan karena inflasi mereda setelah kenaikan suku bunga sebelumnya.
(Polling oleh Anant Chandak dan Madhumita Gokhale; Penulisan oleh Gayatri Suryo; Editing oleh Kanupriya Kapoor)
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia