Medan, Indonesia – Anak laki-laki berbaju merah Indonesia mungkin tidak lolos ke Piala Dunia, tetapi sebuah perusahaan yang berbasis di Jawa meninggalkan jejaknya sebagai pembuat bola pertandingan resmi turnamen tersebut.
Al Rihla, official football Qatar 2022, diproduksi oleh PT Global Way di Kabupaten Madian, Provinsi Jawa Timur. Produsen alat olahraga lokal membuka pabriknya pada 2019 dan mempekerjakan lebih dari 2.000 pekerja, menurut situs web perusahaan.
Bupati Madiun Ahmad Tawami mengatakan turnamen resmi membawa kebanggaan bagi daerah dan telah memberikan dorongan ekonomi lokal yang sangat dibutuhkan sejak 2020.
“Ketika kami meluncurkan pabrik pada tahun 2020, kami sangat bangga. Pabrik tidak dapat diskalakan bagi kami,” kata Dawami kepada Al Jazeera.
Al Rihla, yang berarti “perjalanan” dalam bahasa Arab, dikembangkan bersama dengan Adidas. PT Global Way telah bermitra dengan PUMA, UHLsport dan Mizuno untuk memproduksi perlengkapan olahraga yang diekspor secara global.
Tawami mengatakan satu juta suvenir bola telah diproduksi di pabrik tersebut dan akan dikirim ke Brasil, Inggris, AS, Jerman, dan UEA sebagai bagian dari perayaan Piala Dunia.
Dia mengatakan pabrik dan pesanan jutaan bola di Madian telah mempekerjakan ribuan pekerja muda pada saat kritis bagi perekonomian di tengah tantangan seperti pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina. Menurut Biro Statistik Indonesia, ekonomi Mathewon tumbuh sebesar 3,34 persen dari tahun 2020 hingga 2021, yang sebagian berkat pabrik Tawami.
Kementerian Luar Negeri Indonesia telah memperjuangkan ekspor bola sepak, dengan mengatakan hal itu memberikan kesempatan kepada masyarakat Jawa Timur untuk “menjadi bagian dari semangat ekonomi dunia”.
Jawa Timur dikenal sebagai pusat bisnis, menyumbang lebih dari 15 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia, menurut statistik pemerintah. Namun, meskipun Jawa Timur selalu dikenal dengan industri skala besar seperti pembuatan kapal, penggilingan kertas, dan produksi semen, wabah tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dan meluasnya pemutusan hubungan kerja, kata Tawami.
“Untungnya, pabrik itu menjadi simbol pemulihan ekonomi kita pascapandemi,” kata Tawami. “Kami sekarang merasa daerah ini telah mendapatkan kehidupan baru. Pabrik dan Piala Dunia telah menyediakan sumber pekerjaan tetap.
Dawami, salah satu suporter Liverpool, mengatakan Pemkab Madiun ingin tetap semangat dan meski Indonesia tidak turun lapangan, penonton sudah diatur untuk menikmati pertandingan.
Al Rihla adalah bola Piala Dunia resmi ke-14 dan menurut FIFA, bola tercepat dan paling akurat. Bola menampilkan desain panel yang terinspirasi oleh perahu tradisional Arab, dhow, dengan skema warna biru, merah, dan kuning untuk mewakili lanskap Qatar.
Bola Al Rihla adalah bola Piala Dunia pertama yang dibuat secara eksklusif dengan tinta dan lem berbahan dasar air yang ramah lingkungan.
“Tur global Al Rihla akan mewakili jangkauan Piala Dunia FIFA yang luar biasa dan akan memberi para penggemar kesempatan unik untuk terlibat dalam acara tersebut,” kata Jean-François Pathy, Direktur Pemasaran FIFA.
Ilham, 23, yang seperti banyak orang Indonesia menggunakan satu nama, telah bekerja di sebuah pabrik selama lima bulan terakhir, berjuang mencari pekerjaan di tempat lain.
Dia mengatakan dia menikmati pekerjaannya dan merasa puas menggunakan bola untuk acara yang begitu terkenal.
“Saya suka menonton dan bermain sepak bola,” kata Ilham, yang menyatukan bola, kepada Al Jazeera. “Jadi, alhamdulillah, saya sangat senang dengan pekerjaan ini. Sangat bagus untuk memiliki kesempatan kerja seperti itu bagi masyarakat setempat. Saya menyukainya karena saya punya banyak teman di pabrik.
Ignatius Indro, Ketua Persatuan Suporter Timnas Indonesia, mengaku bangga melihat produk Indonesia mendapat pengakuan global karena kualitasnya yang tinggi.
“Sebagai suporter timnas Indonesia, kami bangga dengan bola Al Rihla. Ya, walaupun timnas kita tidak bisa ikut Piala Dunia kali ini, tapi produk lokal kita masih bisa mendunia,” ujarnya.
Indro mengatakan pemerintah Indonesia telah bekerja keras dalam beberapa tahun terakhir untuk memasarkan produk Indonesia ke dunia untuk bersaing dengan mitra regional seperti Vietnam dan China, dan Piala Dunia merupakan tahapan penting bagi Indonesia untuk memamerkan produknya.
“Kami memiliki pakaian kelas dunia yang tidak kalah bagusnya dengan merek lain. Hal ini membuat kami sangat bangga,” imbuhnya.
Kini, timnas Indonesia harus menyamai kesuksesan pakaian olahraga Tanah Air untuk tampil di Piala Dunia berikutnya di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko pada 2026, kata Indonesia. Indonesia belum lolos ke turnamen sejak kemerdekaan. Kemunculannya hanya pada tahun 1938 di bawah bendera Hindia Belanda.
“Kita sebagai suporter berharap ini menjadi inspirasi prestasi timnas kita ke depan,” ujarnya.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia