Penambangan skala kecil dan ilegal merupakan titik awal konflik dan kecelakaan di Indonesia, dimana sumber daya mineral seringkali berada di kawasan hutan lindung dan terpencil yang sulit dikendalikan oleh pemerintah.
“Kami telah mengerahkan 164 personel, termasuk Tim Penyelamat Nasional, personel kepolisian dan TNI, untuk mencari korban hilang,” kata Heriando.
Sebelumnya pada hari Senin, badan tersebut mengatakan sedikitnya 12 orang tewas dan 18 orang hilang, yang kemudian diperbarui menjadi 10 orang tewas dan 40 hilang.
Pada Senin malam, petugas penyelamat menghentikan pencarian mereka karena hujan lebat, kata badan penanggulangan bencana Indonesia.
Petugas penyelamat harus berjalan sekitar 20 km (12,43 mil) untuk mencapai lokasi longsor, dan jalan tersebut terhambat oleh lumpur tebal dan hujan yang terus menerus di daerah tersebut, kata Herriando.
“Kami akan usahakan secepatnya menggunakan ekskavator,” ujarnya.
Foto-foto desa yang terkena dampak yang dibagikan oleh lembaga tersebut menunjukkan beberapa rumah rata dengan tanah longsor.
Badan Bencana Indonesia mengatakan beberapa rumah dan jembatan rusak akibat tanah longsor. Pihaknya memperingatkan masyarakat akan lebih banyak hujan di beberapa bagian provinsi Korandalo pada hari Senin dan Selasa dan mendesak masyarakat untuk waspada.
Pada bulan Mei, lebih dari 50 orang tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan di provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Pada bulan April, sedikitnya 18 orang tewas akibat tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat di Sulawesi Selatan.
(Laporan oleh Ananda Theresia; Editing oleh Michael Perry dan Christina Fincher)
Penafian: Laporan ini dibuat secara otomatis dari layanan berita Reuters. ThePrint tidak bertanggung jawab atas kontennya.
Tampilkan artikel lengkap
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia