November 15, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

RAD+ar termasuk taman bingkai tropis dengan panel cermin di Indonesia

RAD+ar termasuk taman bingkai tropis dengan panel cermin di Indonesia

Cermin besar membingkai interior dengan deretan pepohonan di hotel dan area tempat duduk yang berdekatan dengan taman di Jakarta, Indonesia, diselesaikan oleh studio lokal Research Art Design + Architecture.

Proyek yang disebut Frame Garden ini dirancang untuk menjadikan taman yang terbengkalai ini lebih baik digunakan oleh masyarakat setempat, menawarkan sebuah kafe yang dikelola oleh jaringan kopi Thanadab, fasilitas pengunjung dan galeri kecil di bawah taman tropis semi-outdoor.

Pemandangan eksterior taman bingkai di Indonesia
RAD+ar menggunakan panel cermin untuk menutup bingkai taman tropis di Indonesia.

“Lokasi ini bersebelahan dengan taman umum yang terbengkalai dan ironisnya terdapat tanaman hijau luas tanpa fasilitas apa pun,” katanya. Penelitian Seni Desain + Arsitektur (RAD+ar) Rektor Antonius Richard Rusli.

“Akibatnya, tidak ada yang fokus pada seberapa besar dampak positif taman tersebut dan dapat berkontribusi tidak hanya terhadap lingkungan tetapi juga masyarakat sekitar,” ujarnya kepada Dezeen.

Area tempat duduk di dalam naungan taman umum oleh RAD+arArea tempat duduk di dalam naungan taman umum oleh RAD+ar
Patung-patung seperti batang fiberglass ditampilkan di ruang tersebut

Taman bingkai seperti panggung memiliki area tempat duduk seperti auditorium yang dapat menampung hingga 300 orang, yang berkelok-kelok di antara tanaman rimbun dan pepohonan saat turun dari pintu masuk menuju bukaan besar yang menghadap ke taman.

Didesain “tanpa wajah”, ruang terbuka ini terdiri dari kaca bergantian dan panel kaca yang memantulkan tanaman dan pepohonan serta menawarkan pemandangan taman sekitarnya. Patung-patung berbentuk batang yang terbuat dari fiberglass juga meramaikan dinding.

Area tempat duduk tangga di Frame Garden di JakartaArea tempat duduk tangga di Frame Garden di Jakarta
Tingkat atas dilapisi dengan tempat duduk bergaya amfiteater

“The Frame Garden merayakan porositasnya sebagai kontribusi terhadap lanskap kota dengan bersikap seterbuka mungkin,” jelas pihak studio.

“Tanpa bagian depan atau belakang, bangunan dapat didekati dari segala arah dengan memanfaatkan lanskap sekitarnya,” tambahnya.

Di bawah tingkat atas Frame Garden, lantai dasar yang sebagian berada di bawah tanah menampung kafe dan galeri, diterangi oleh jendela atap yang memperlihatkan taman di atasnya.

READ  Gunung berapi Semeru di Indonesia telah meletus lima kali

Langit-langit tangga – kebalikan dari ruang duduk di atas – mengelilingi kafe dan dilengkapi dengan pencahayaan tersembunyi, sementara dinding kaca setinggi penuh menghadap ke taman tertutup dan area tempat duduk luar ruangan.

Interior kafe dalam bingkai taman oleh RAD+arInterior kafe dalam bingkai taman oleh RAD+ar
Tempat duduk di kafe di bawah membentuk langit-langit berundak

“Saat memasuki gedung, [visitors] “Berjalan di bawah atap yang sangat rendah setinggi 2,2 meter, dan saat pengunjung berjalan di lantai dasar dari taman depan hingga taman belakang, ketinggian ruang berangsur-angsur bertambah menjadi 7,5 meter,” kata RAD+ar.

“[They] Sebuah jendela atap memotong taman di atasnya dan terganggu oleh aktivitas manusia.”

Area tempat duduk yang diterangi oleh skylight di Frame Garden di JakartaArea tempat duduk yang diterangi oleh skylight di Frame Garden di Jakarta
Skylight di lantai bawah memperlihatkan area taman di atasnya

Galeri ini terletak di sisi lain taman tertutup belakang, yang terlihat melalui dinding kaca setinggi penuh.

Area layanan untuk dapur dan toilet taman bingkai diatur di sepanjang tepi lokasi, mengarah ke tempat parkir yang berada di bawah bukaan besar di bagian belakang bangunan.

Tampilan eksterior taman seperti yang diberikan oleh RAD+arTampilan eksterior taman seperti yang diberikan oleh RAD+ar
Sebuah bukaan besar menghadap ke taman di dekatnya

Proyek lain yang baru saja selesai di Jakarta termasuk atap genteng bersudut dan rumah keluarga tunggal dengan perpanjangan bambu.

Juru potret Mario Vibo.