Positioning merek KCG Masters untuk segmen premium Indonesia
Perusahaan ini mengadopsi solusi berbasis teknologi terkini untuk mengelola 92 toko ritel di 20 kota di Indonesia dengan lebih baik. Kompetisi hidup dan bernapas. Hal ini menjadi ciri khas PT Kurnia Siptamoda Gemelang (KCG) yang berupaya menjadikan setiap merek dengan nama KCG relevan di tengah ketatnya persaingan pasar ritel di Indonesia. Setiap merek perlu diposisikan secara unik dan menonjol, terutama di segmen premium. Untuk mencapai hal ini, KCG menguasai cara menyesuaikan layanannya dengan bantuan teknologi terkini, menurut Direktur Bisnis dan Operasi KCG Harianto Pratandhara. Perjalanan merek KCG dimulai pada tahun 1998 ketika perusahaan membuka toko internasional pertama merek Singapura Charles & Keith di Indonesia. Dari sana, perusahaan memelopori distribusi dua merek terkenal internasional di Indonesia: Pedro pada tahun 2006 dan EA7 Emporio Armani pada tahun 2019. Baru-baru ini KCG juga mendatangkan induk brand Pomelo dan Armani Exchange di bawah Armani Group. Saat ini, KCG mengelola 92 toko ritel di 20 kota dan 14 provinsi di Indonesia, yang mencakup lima merek internasional. Perhatikan bagaimana merek-merek ini diposisikan secara unik satu sama lain, sehingga memungkinkan mereka menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan di pasar Indonesia. Charles & Keith dan Pedro, misalnya, fokus pada gaya. “Saat pelanggan ingin membeli tas laptop, pilihannya banyak, namun jika ingin tampilan stylish tertentu, mereka memilih Petro. Begitu pula pelanggan yang ingin berdandan akan membeli sepatu di Charles & Keith,” kata Hariando kepada RetailAsia dalam wawancara eksklusif baru-baru ini. Ia mengatakan Charles & Keith dan Petro menawarkan produk dengan gaya mirip merek mewah dengan harga lebih terjangkau. Ia menawarkan daya tarik unik bagi konsumen yang ingin tampil gaya tanpa mengeluarkan biaya terlalu banyak. Sementara itu, EA7 Emporio Armani mengisi kekosongan pasar fashion olahraga atau rekreasi atletik, khususnya di segmen mewah yang masih jarang ditemukan di Indonesia. EA7 Emporio Armani menawarkan produk yang lebih eksklusif dibandingkan merek olahraga internasional lainnya. Menyadari keunikan setiap merek sesuai dengan preferensi konsumen, KCG senantiasa menyesuaikan layanannya untuk memenuhi tren konsumen yang terus berkembang. Menurut Hariando, konsumen kini menginginkan variasi, kustomisasi, dan kenyamanan. “KCG menyikapi hal tersebut dengan menawarkan berbagai saluran penjualan baik offline, online, dan chat shop untuk memudahkan konsumen berinteraksi dan berbelanja sesuai preferensinya,” ujarnya. Hariando menjelaskan Chat Shop merupakan solusi semi online bagi konsumen yang ingin berinteraksi langsung namun tidak sempat mengunjungi toko fisik. Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk langsung bertanya kepada karyawan toko untuk mendapatkan jawaban cepat tanpa harus mencari informasi di website. Sementara itu, salah satu layanan personalisasi yang ditawarkan KCG adalah personal home shopping untuk produk EA7 Emporio Armani. Karena produk EA7 bersifat eksklusif, dan pelanggan EA7 biasanya tidak hanya membeli satu produk, layanan ini memungkinkan staf toko untuk tiba di rumah konsumen dengan membawa produk yang mereka butuhkan. Selain itu, kami juga menyediakan layanan video call untuk menampilkan produk secara langsung kepada pelanggan yang ingin melihat lebih detail sebelum membeli,” kata Hariando. Selain itu, KCG juga memberikan kemudahan kepada pelanggan dengan kebijakan pengembalian yang fleksibel sehingga pelanggan dapat menukarkan barang yang telah dibeli dalam waktu 30 hari. “Fitur unik dari kebijakan ini adalah pelanggan dapat menukarkan barang di toko mana pun, meskipun pembelian awal dilakukan di tempat lain. Misalnya pelanggan yang membeli suatu produk di Bandung bisa menukarkannya di toko KCG yang ada di Surabaya,” jelas Hariando. Perusahaan juga berupaya meningkatkan layanan yang mereka tawarkan, termasuk bermitra dengan toko serba ada di seluruh negeri untuk menyederhanakan proses pengembalian. Fitur praktis lainnya yang diberikan oleh KCG adalah menyelesaikan masalah ketersediaan stok. Dalam industri pakaian dan alas kaki, sulit untuk memastikan bahwa semua ukuran dan warna tersedia untuk setiap model. Solusi KCG memungkinkan staf toko untuk memeriksa ketersediaan produk di seluruh toko dan gudang di Indonesia. Jika tersedia, pelanggan dapat membayar di toko dan barang akan dikirim ke alamat yang ditentukan. Untuk meminimalkan biaya pengiriman, produk diambil dari lokasi yang dekat dengan alamat pelanggan, sehingga memastikan layanan yang cepat dan efisien. Meskipun terdapat solusi yang didukung teknologi dan perluasan layanan online, penjualan offline masih mendominasi di Indonesia sehingga pergi ke mal dianggap sebagai hobi, kata Hariando. Produk fesyen seperti sepatu memerlukan ukuran yang pas sehingga sering kali dibeli secara offline. Konsumen merasa aman dan nyaman ketika mencoba produk di toko. Kalau soal pakaian, pelanggan biasanya harus bersusah payah mencoba pakaian di dalam dan di luar ruang pas. Untuk mengatasi hal ini, KCG telah melakukan inovasi teknologi dengan menerapkan smart fitting room di toko fisiknya. Smart fitting room di flagship store Pomelo di Central Park Jakarta dilengkapi dengan tablet interaktif yang memudahkan pelanggan memilih pakaian tanpa perlu keluar dari fitting room. Karyawan toko siap membantu dengan mengantarkan barang-barang pilihan langsung ke ruang pas, meningkatkan pengalaman berbelanja dan mendorong pelanggan untuk melakukan lebih banyak pembelian. “Smart fitting room ini tidak hanya mengubah cara pelanggan berinteraksi dengan produk, namun juga meningkatkan tingkat konversi toko secara signifikan,” kata Hariando. Inovasi ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Atas inovasinya tersebut, KCG menerima penghargaan Apparel Retailer of the Year – Indonesia dari Retail Asia Awards pada bulan Juni lalu. Ini adalah penghargaan ketiga KCG, yang sebelumnya diakui atas keunggulan dalam bidang alas kaki dan layanan pelanggan. Tentu saja pengakuan KCG bukanlah hal baru. Telah menerima berbagai sertifikasi internasional seperti ISO 9001 untuk Sistem Manajemen Mutu, ISO 27001 untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan ISO 45001 untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. “Tujuan kami adalah memperkuat posisi kami sebagai perusahaan yang berkualitas. Bukan yang mengejar kuantitas, tapi kualitas,” kata Hariando. Ke depan, KCG akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan tren untuk mempertahankan positioning merek dan memberikan kenyamanan kepada pelanggan. “Perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya pada akhir tahun ini,” kata Hariando.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia