Desember 28, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Pemerintah Indonesia melihat dampak yang terbatas pada imbal hasil dari penjualan obligasi c.bank

Pemerintah Indonesia melihat dampak yang terbatas pada imbal hasil dari penjualan obligasi c.bank

JAKARTA – Langkah Bank Indonesia untuk menjual beberapa obligasi pemerintah berdampak terbatas pada imbal hasil, kata pejabat senior kementerian keuangan, Rabu.

Bank sentral mulai melepas sebagian kecil dari kepemilikan besar minggu lalu dan Gubernur Perry Vargio mengatakan penjualan akan berlanjut sebagai bagian dari normalisasi kebijakan moneter.

Selama pandemi Covid-19, BI mengumpulkan sejumlah besar obligasi di bawah program pelonggaran kuantitatif. BI saat ini memegang 25% dari total obligasi pemerintah yang dapat diperdagangkan, atau sekitar 1.230 triliun rupee ($ 81,95 miliar), kata kementerian itu.

“Dari laporan teman-teman kita di BI dan gubernur, rencana itu akan dilakukan secara terukur, bertahap dan hati-hati,” kata Luki Alfirman, Kepala Departemen Keuangan Kementerian Keuangan, dalam konferensi pers.

“Oleh karena itu, dampak offloading (obligasi) oleh BI masih terbatas,” tambahnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indravati mengatakan dia berhubungan dengan BI untuk “menyelaraskan” kebijakan dan rencananya untuk menurunkan target penerbitan 2022 akan membuat obligasi lebih menarik.

Pada saat investor waspada untuk berinvestasi dalam aset berisiko, aksi jual besar-besaran BI dapat memukul imbal hasil obligasi dan memicu arus keluar modal lebih lanjut dari pasar utang, analis memperingatkan.

Benchmark imbal hasil obligasi 10-tahun Indonesia naik menjadi 7,503% minggu lalu, tertinggi dalam sebulan, tetapi sejak itu mundur.

Pergerakan imbal hasil telah dipengaruhi oleh faktor global seperti dolar AS yang kuat dan ekspektasi inflasi AS, kata Lucci.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 diperkirakan akan melebihi 5%, Febrio Kacaribu, kepala kantor kebijakan fiskal kementerian, mengatakan pada konferensi pers. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi adalah 3,7%.

(Laporan Gayatri Suryo; Disunting oleh Martin Petty)