Jakarta: Pemerintah Indonesia akan menjual obligasi senilai 157 triliun rupee ($ 10,94 miliar) kepada bank sentral pada akhir tahun 2021, menurut presentasi menteri keuangan.
Pemerintah sudah menjual obligasi senilai Rp 58 triliun ke Bank Indonesia (BI) awal bulan ini.
Berdasarkan perjanjian Agustus, BI menawarkan untuk membeli obligasi senilai kurang dari Rs 215 triliun pada tahun 2021 dan Rs 224 triliun pada tahun 2022 untuk membantu pemerintah mengelola pembayaran bunga di tengah meningkatnya utang selama epidemi Pemerintah-19.
Menteri Keuangan Shri Mulyani Indira Gandhi pada hari Selasa mengatakan bahwa pemungutan pajak untuk tahun ini kuat karena kenaikan harga komoditas.
Selain itu, kesepakatan dengan BI dan pemanfaatan cadangan kas pemerintah memungkinkan otoritas menaikkan target penerbitan obligasi menjadi Rp 263,5 triliun tahun ini, kata Muliani.
Mulyani menegaskan bahwa total pendapatan untuk tahun ini hingga November 19,4 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rs 1,699,4 triliun dan melampaui target pendapatan.
Hingga bulan lalu, total belanja tahun ini Rp 2.310,4 triliun.
Defisit fiskal adalah 611 triliun rupee atau 3,63 persen dari PDB pada November, dan defisit anggaran 2021 terbaru akan berkisar dari 5,1 persen hingga 5,4 persen dari PDB.
(US$1 = 14.350.0000 rupee)
(Laporan Gayatri Suroyo; Editing Ed Davis)
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia