JAKARTA – Saat masyarakat Indonesia khawatir dengan kenaikan harga mi instan favorit mereka, terutama sejak perang di Ukraina telah mendorong harga gandum, pemerintah Sebagai imbalannya menghasilkan lebih banyak jagung.
Menteri Perekonomian Erlanga Hartardo baru-baru ini mengatakan pemerintah sedang mengerjakan rencana multi-tahun untuk mengembangkan jagung sebagai pengganti gandum.
Sampai Juni, enam dari 34 provinsi di Indonesia telah menanam 4.355 hektar gabah tahan kekeringan ini, dengan hasil yang diharapkan sekitar 15.200 ton.
Tahun ini, negara menargetkan mencapai 15.000 hektar, dengan fokus khusus di Kabupaten Waingabu di Nusa Tenggara Timur.
Jagung dibudidayakan dan dikonsumsi secara luas di Nusa Tenggara Timur, yang curah hujannya lebih sedikit, pada tahun 1970-an. Tapi itu diambil alih oleh beras selama tiga dekade berikutnya ketika pemerintahan Suharto mempromosikan tanaman itu sebagai makanan pokok.
Provinsi ini telah menanam 6.000 hektar jagung sejak 2020 dan bertujuan untuk menambah 3.200 hektar lagi tahun ini, kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Timur Lucky Koli.
“Semua produksi jagung tahun ini akan didedikasikan untuk benih. NTT akan memasok benih jagung ke seluruh Indonesia pada 2023,” katanya kepada The Straits Times.
Dikatakannya, ke depan gram juga akan dibudidayakan untuk pakan ternak.
Indonesia sedang mencari biji-bijian pangan alternatif setelah beberapa produsen gandum seperti India dan Kazakhstan berhenti mengekspor gandum untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Perang di Ukraina mengganggu pasokan.
Sebagai negara tropis, Indonesia – rumah bagi lebih dari 270 juta orang – tidak dapat menanam gandum, dan mengimpor lebih dari 10 juta ton setiap tahun.
Tetapi produk berbasis gandum seperti mie, pasta, dan roti semakin populer, berkat perubahan kebiasaan makan dari kelas menengah yang berkembang.
Sebagai dampak dari perang di Ukraina bergejolak di seluruh dunia, orang Indonesia telah terkena inflasi, yang naik menjadi 4,94 persen tahun-ke-tahun di bulan Juni.
Menurut Asosiasi Mie Instan Dunia, permintaan mi instan Indonesia tahun lalu mencapai 13,27 miliar porsi, kedua setelah China yang mengonsumsi 44,33 miliar porsi.
Harga Indomie, merek mie instan terpopuler di Indonesia, telah memasuki lebih dari 100 pasar luar negeri – naik setidaknya 4 persen sejak tahun lalu. Satu paket sekarang berharga 2.800 rupee (25 sen Singapura).
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia